25 radar bogor

Warga Bogor: Sistem Satu Tarif Tidak Adil!

BAGI mereka yang melakukan perjalanan jauh, tentunya satu tarif Rp6.500 sangat meringankan. Tapi bagi para pengguna tol ”lokal’’ atau sekitaran Bogor, ini terasa ”mencekik’’.

Mereka yang masuk tol BORR untuk menghindari Pajajaran misalnya, kini harus mengeluarkan uang Rp12.500. Itu untuk membayar tol BORR Rp6.000 dan keluar tol Bogor Rp6.500 (satu tarif). Sehingga aktivitas pulang pergi pengguna tol menjadi Rp25.000.

“Kok naiknya berlipat ganda. Ini tidak adil dan beradab,” kata warga Bogor Maman Herman. Mantan anggota DPRD Kota Bogor ini mendesak para wakil rakyat melakukan protes kepada Jasa Marga atas nama masyarakat Bogor pengguna jalan raya. Menurutnya, kewenangan pengaturan jalan tol memang di pusat, tetapi warga Bogor paling terkena imbasnya.

“Tidak salah kalau sebagai warga Bogor bersuara. Selain tidak adil, pemerintah tidak memikirkan dampak dari sistem yang berubah, bahwa sistem itu memindahkan kemacetan ke daerah di seputaran Kota dan Kabupaten Bogor,” ujarnya.

Sebagai warga sekaligus pengguna jalan tol, Maman mempertanyakan investasi Tol Jagorawi yang sudah lama seharusnya sudah balik modal, tetapi tetap mencekik pengguna dan meminta pungutan begitu tinggi. “Rp1.000, dihitung berapa mobil yang melintas per harinya. Dukung buat petisi sekarang, seharusnya Tol Bogor-Ciawi-Sentul digratiskan!,” cetusnya.

Sementara pengamat transportasi dari Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Teddy Murtedjo, menyebut banyak keuntungan dari perubahan sistem ini. Tapi, kata dia, perlu dilihat dari aspek kesiapan geometrik jalan. Terutama pada ramp keluar seperti di gardu Sentul Selatan. “Karena di ujung, khususnya weekend menimbulkan antrean panjang. Pengelola jalan tol Jagorawi juga harus segera sosialisasi dan edukasi pengguna,” cetusnya.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyebut formulasi tarif Jagorawi terlihat tidak adil. “Karena cenderung memberatkan pengguna jalan tol untuk gate yang pendek seperti gate TMII, Cibubur, dan Sentul. Dan terlalu ringan/murah untuk pengguna tol gate Bogor karena hanya Rp6.500,” ujar Tulus.

Sebagai informasi, tarif baru ruas tol Jagorawi adalah Rp6.500 untuk golongan I, Rp9.500 untuk golongan II, Rp13.000 untuk golongan III, Rp16.000 untuk golongan IV, dan Rp19.500 untuk golongan V.

Selain itu, mulai 31 Oktober mendatang, tol hanya melayani transaksi nontunai. Artinya, seluruh kendaraan yang melewati jalan tol diwajibkan membeli kartu uang elektronik (e-Tol).

Sistem nontunai ini juga untuk mendukung perubahan transaksi tol dari sistem transaksi terbuka dan tertutup menjadi sistem transaksi terbuka.
Jasa Marga bekerja sama dengan beberapa bank menyediakan uang elektronik dan akan menjual uang elektronik secara rutin di seluruh gerbang tol. Beberapa gardu tersebut dipastikan siap melayani pengguna untuk memudahkan bertransaksi.

“Jasa Marga juga menyiapkan proses isi ulang (top up) secara tunai di dalam gardu yang dapat dilakukan pada GT Cibubur 1 (gardu 2) dan GT Cibubur 2 (gardu 9) yang selanjutnya akan dilakukan penambahan pada GT Bogor 2 (gardu 15) dan GT Ciawi 2 (gardu 15),” ungkap AVP Corporate Communication PT Jasa Marga, Dwimawan Heru.

Heru meyakini bahwa semua pengguna tol akan tersosialisasi dengan transaksi nontunai tersebut. Terlebih, penerapan transaksi elektronik dilakukan sejak diawal gerbang masuk tol Jagorawi. “Coba bayangkan kalau semua mencari uang elektronik pada 31 Oktober nanti, bisa ada satu juta orang mengantre,” tandasnya.(dka/d)