25 radar bogor

Training Jurnalisme Warga ala KOPEL di Kabupaten Bogor

KOMPAK: Pengurus KOPEL berfoto bersama para peserta training jurnalisme warga di SDN Pagelaran 02, kemarin.
KOMPAK: Pengurus KOPEL berfoto bersama para peserta training jurnalisme warga di SDN Pagelaran 02, kemarin.

Tak seperti biasanya, Senin (11/9) pagi, ruang perpustakaan SDN Pagelaran 02 sudah dipe­nuhi para orang tua siswa. Rupanya, mereka sedang bersiap untuk mengikuti training jur­nalisme warga.

Membuat berita bagi para ibu-ibu ini, merupakan hal yang baru. Namun, hal tersebut bukan halangan justru menjadi pemacu agar bisa menulis.

Awalnya, para peserta tampak malu-malu. Tapi, setelah diberi motivasi langsung bersemangat menceritakan kondisi lingku­ngan sekitar. Apalagi, setelah diajak untuk kerja kelompok, praktik individual untuk menulis berita hingga simulasi dengan media sosial bersama Redpel Radar Bogor, Lucky Lukman Nul Hakim.

Salah satu peserta yang juga Ketua Posyandu Bougenvile I, Milah Karmila mengungkapkan, awalnya setiap bulan terutama minggu kedua berbagai kegiatan diselenggarakan di posyandu yang berada di RT 02/02, Kampung Kereteg, Desa Pada­suka, Kecamatan Ciomas.

“Kami melakukan penimba­ngan bayi dan balita, peme­riksaan ibu hamil, pemberian vaksin hingga pemberian makanan tambahan dibantu pader dan bidan desa,” katanya saat training.

Namun, kata dia, kegiatan tersebut hanya berlangsung sejak 2012 hingga 2013 karena posyandu rusak terkena longsor sehingga tak layak digunakan. Ia dan warga lainnya mengaku khawatir jika dipaksakan, bangunan dapat menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan.

“Besar harapan kami agar ada yang membantu rehabilitasi Posyandu Bougenvile I,” katanya.

Selain itu, ada juga yang mengeluhkan kondisi jalan menuju SDN Pagelaran 02, drainase yang mampet hingga kesulitan modal untuk mengem­bangkan usaha di rumahnya.
Direktur KOPEL, Syamsuddin Alimsyah mengatakan, pihak­nya merupakan salah satu lem­baga swadaya masya­rakat yang fokus pada advokasi kinerja lembaga DPRD.
Khususnya, kata dia, dalam men­dorong dan memastikan produk kebijakan memberikan perlin­­dungan bagi masyarakat, ter­ma­suk pelayanan pendi­dikan.

Menurutnya, maksud dari training jurnalisme warga untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang pelayanan publik. “Peserta diharapkan mam­pu mengangkat isu pelayanan publik ke dalam karya jurnalistik, supaya tuntutan masyarakat dapat terealisasi dan berkualitas,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, ingin memberi pengalaman kepada peserta untuk mem­praktikkan kerja dan meng­gunakan alat-alat sederhana di dalam mempro­duksi karya jurnalistik.(rp2)