Tak seperti biasanya, Senin (11/9) pagi, ruang perpustakaan SDN Pagelaran 02 sudah dipenuhi para orang tua siswa. Rupanya, mereka sedang bersiap untuk mengikuti training jurnalisme warga.
Membuat berita bagi para ibu-ibu ini, merupakan hal yang baru. Namun, hal tersebut bukan halangan justru menjadi pemacu agar bisa menulis.
Awalnya, para peserta tampak malu-malu. Tapi, setelah diberi motivasi langsung bersemangat menceritakan kondisi lingkungan sekitar. Apalagi, setelah diajak untuk kerja kelompok, praktik individual untuk menulis berita hingga simulasi dengan media sosial bersama Redpel Radar Bogor, Lucky Lukman Nul Hakim.
Salah satu peserta yang juga Ketua Posyandu Bougenvile I, Milah Karmila mengungkapkan, awalnya setiap bulan terutama minggu kedua berbagai kegiatan diselenggarakan di posyandu yang berada di RT 02/02, Kampung Kereteg, Desa Padasuka, Kecamatan Ciomas.
“Kami melakukan penimbangan bayi dan balita, pemeriksaan ibu hamil, pemberian vaksin hingga pemberian makanan tambahan dibantu pader dan bidan desa,” katanya saat training.
Namun, kata dia, kegiatan tersebut hanya berlangsung sejak 2012 hingga 2013 karena posyandu rusak terkena longsor sehingga tak layak digunakan. Ia dan warga lainnya mengaku khawatir jika dipaksakan, bangunan dapat menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan.
“Besar harapan kami agar ada yang membantu rehabilitasi Posyandu Bougenvile I,” katanya.
Selain itu, ada juga yang mengeluhkan kondisi jalan menuju SDN Pagelaran 02, drainase yang mampet hingga kesulitan modal untuk mengembangkan usaha di rumahnya.
Direktur KOPEL, Syamsuddin Alimsyah mengatakan, pihaknya merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada advokasi kinerja lembaga DPRD.
Khususnya, kata dia, dalam mendorong dan memastikan produk kebijakan memberikan perlindungan bagi masyarakat, termasuk pelayanan pendidikan.
Menurutnya, maksud dari training jurnalisme warga untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang pelayanan publik. “Peserta diharapkan mampu mengangkat isu pelayanan publik ke dalam karya jurnalistik, supaya tuntutan masyarakat dapat terealisasi dan berkualitas,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, ingin memberi pengalaman kepada peserta untuk mempraktikkan kerja dan menggunakan alat-alat sederhana di dalam memproduksi karya jurnalistik.(rp2)