25 radar bogor

Delapan Menara ’’Nempel’’ Stasiun Bogor

MOU: Wali Kota Bogor Bima Arya (menunduk) menandatangani MoU pembangunan TOD dan Stasiun Sukaresmi di Kementerian BUMN kemarin (11/9).HUmas Pemkot Bogor for Radar BOgor
MOU: Wali Kota Bogor Bima Arya (menunduk) menandatangani MoU pembangunan TOD dan Stasiun Sukaresmi di Kementerian BUMN kemarin (11/9).HUmas Pemkot Bogor for Radar BOgor

BOGOR–Delapan menara dengan 18 lantai siap mencakar langit Kota Hujan. ”Menempel’’ di atas Stasiun Bogor, bangunan ini akan menjadi hunian sekaligus pusat perbelanjaan bagi para komuter. Kementerian BUMN, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Waskita Karya Realty (Persero) Tbk mulai menggarap proyek ini bulan depan.

Kepastian pembangunan itu tertuang dalam Nota Kesepahaman Sinergi mengembangkan hunian berbasis transit oriented development (TOD) Stasiun Bogor, yang ditandatangani Wali Kota Bogor Bima Arya, Direktur Utama KAI Edi Sukmoro, dan Direktur Utama Waskita Realty Tukijo, di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, kemarin (11/9). Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq turut menyaksikan MoU pembangunan hunian berkonsep di sekitar atau terintegrasi dengan moda transportasi massal itu.

Adapun proyek yang dikembangkan Waskita adalah berupa apartemen 8 menara masing-masing setinggi 18 lantai di lahan seluas 6,5 hektare. Sebanyak 25-30 persen dari total 1.500 unit, diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyambut baik pembangunan TOD Stasiun Kereta Api Bogor. Apalagi, menurutnya, TOD merupakan solusi untuk mengefisienkan tata kota dengan memusatkan movement atau pergerakan di satu titik.

“TOD menyelesaikan banyak hal. Bagaimana kita konsentrasikan movement masyarakat di satu titik. Bagaimana kita mengefisienkan ruang kota, sehingga TOD adalah satu paduan moda transportasi seperti MRT, BRT dan LRT,” ujarnya.

Menteri BUMN Rini Sumarno mengatakan, TOD salah satu solusi yang diberikan pemerintah agar transportasi publik di Kota Bogor menjadi lebih baik dan lebih nyaman. “Saya sudah berkali-kali melihat stasiunnya, memang sudah tidak memadai untuk penumpang yang 600 ribu sehari. Kemudian kita cari solusi, kita harus bekerja sama, bersinergi, sehingga kita bisa melakukan pembangunan yang bisa menjadi kesatuan dari kehendak Pemerintah Bogor supaya transportasi publiknya bisa lebih baik dan lebih nyaman,” ujar Rini.

Saat ini, menurutnya, seluruh perizinan dapat segera disele­saikan, sehingga groundbreaking TOD di Stasiun Bogor bisa dilakukan 5 Oktober 2017. Ia berharap tidak sampai 24 bulan, proyek TOD ini bisa selesai.

Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk M. Choliq mengaku, pembangunan TOD merupakan model bisnis baru bagi pihaknya. Yaitu, memanfaatkan tanah-tanah yang dimiliki PT KAI untuk memiliki nilai-nilai komersial. “Kami berharap sebelum Oktober 2019 bisa diresmikan proyek tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, Kota Hujan butuh percepatan pembangunan untuk menang­gulangi arus komuter yang semakin tinggi. Yakni mencapai 600 ribu komuter per hari. Pihaknya siap mengawal pembangunan TOD ini. ”Pemerintah Kota Bogor beserta jajarannya sangat siap. Tinggal bagaimana kami dengan kementerian dan PT Waskita mengatur siapa mengerjakan apa. MoU ini menjadi dasarnya,” pungkasnya.

Selain itu, MoU juga menyepakati pembangunan Stasiun Sukaresmi yang selama ini mangkrak. Bima mengatakan, Pemkot Bogor telah melakukan pembebasan lahan di Kelurahan Sukaresmi untuk area pembangunan stasiun.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, guna mengantisipasi penumpukan penumpang saat pelaksanaan pembangunan TOD di kawasan Stasiun Bogor, perlu terlebih dahulu merampungkan Stasiun Sukaresmi yang berlokasi di Kelurahan Sukaresmi Kecamatan Tanahsareal.

Menurut Ade, dengan dibangun­nya Stasiun Sukaresmi, maka beban penumpang yang turun di Stasiun Bogor akan berkurang. Dengan begitu, penumpukan penumpang saat masa penataan Stasiun Bogor dapat diantisipasi. “Oleh karna itu, harus sinergi dengan pembangunan Sukaresmi, kemarin kan memang belum ada jawaban dari PT KAI,” tandasnya.(rp1/c)