BOGOR–Pembangunan jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Sesi IIB Kedung Badak-Yasmin memang sedang digeber. Tetapi, pembangunannya sempat terkendala utilitas kabel yang ditanam di Jalan Sholeh Iskandar (Sholis). Hal tersebut sempat membuat beberapa pihak yang berkaitan saling tunjuk.
Manajer Area Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bogor, Widodo mengatakan, pihaknya sempat berbeda pandangan dengan penyelenggara pembangunan mengenai pemindahan utilitas. “Untuk pihak PLN berpedoman pada undang-undang tentang jalan tol. Dari pihak Dirjen Pekerjaan Umum (PU) berpegang pada undang-undang yang mengatur tentang jalan umum,” jelasnya kepada Radar Bogor ketika ditemui di kantornya.
Perbedaan pedoman itu sempat membuat perselisihan kewajiban memindahkan utilitas yang mengahalangi pembangunan jalan tol. Karena PLN berpedoman pada undang-undang tentang jalan tol, maka menurutnya, yang seharusnya memindahkan utilitas di Jalan Sholis adalah pihak penyelenggara yakni PT Marga Sarana Jabar (MSJ). Sebaliknya, menurut Widodo, PT MSJ berpedoman pada undang-undang yang mengatur jalan umum, karena utilitasnya terletak di Jalan Sholis.
Meski begitu, keputusan akhir utilitas dipindahkan oleh pihak PLN. Semua anggaran pemindahan dibiayai oleh PLN Pusat. Kini pemindahannya sudah memasuki tahap proses pengerjaan. “Sudah mulai ditata, tinggal sebagian lagi. Penataan dari Kedung Badak sampai pertigaan Yasmin dipindahkan, artinya digeser,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT MSJ Hendro Atmodjo mengaku, ada beberapa kendala dalam pengerjaan Tol BORR. Antara lain, harus adanya pemindahan jaringan listrik yang cukup besar.
Bahkan, pihaknya harus membebaskan lahan untuk memindahkan jaringan tersebut. “Kami kasih waktu sebulan untuk pemindahannya, karena ini kendala yang cukup serius yang harus segera diselesaikan,” terangnya.
PT Wika ataupun PT MSJ, menurut Hendro, terus berkomunikasi dengan PLN untuk menyelesaikan permasalahan jaringan listrik tersebut. Sehingga nantinya tak akan mengganggu pekerja tol BORR. Terlebih, saat ini pihaknya terus mengejar target pembangunan. Menurutnya, ada beberapa titik jaringan yang harus segera dituntaskan, di antaranya Simpang Yasmin, depan Ramayana dan lainnya. “Sekarang mulai pemindahan,” paparnya.
Selain listrik, tambah Hendro, kendala lainnya yaitu pembebasan lahan yang belum sampai 100 persen. Sebab, saat ini pembebasan lahan baru 97 persen. Masih ada lima bidang tanah yang belum terbebaskan.
“Empat bidang tanah, pemiliknya ingin dibebaskan semua. Padahal yang dibebaskan oleh kita hanya separuhnya. Lalu, satu bidang tanah lagi adalah tanah tak bertuan yang pemiliknya tidak diketahui, sehingga kita melakukan konsinyasi,” tandasnya.(rp1/pkl6/c)