25 radar bogor

Siswa Pindahan Dipungut Rp5 Juta

BOGOR –Praktik pungutan di SDN Sukadamai 3 Kota Bogor mulai terungkap satu per satu. Kini, dana yang dipungut sekolah lebih fantastis dari Rp3,6 juta yang dikeluhkan orang tua siswa untuk biaya masuk peserta didik baru dan Rp150 ribu untuk biaya bulanan. Yaitu, tarif murid pindahan yang dibanderol Rp5 juta per siswa oleh sekolah.

Sumber Radar Bogor yang merupakan orang tua kelas 4 SDN Sukadamai 3 Kota Bogor membeberkan, praktik tersebut terungkap ketika sejumlah orang tua yang anaknya merupakan murid pindahan diterima di SDN Sukadamai 3. Mereka diminta untuk membayar ‘mahar’ sebesar Rp5 juta.

Hal itu diketahuinya saat berkomunikasi melalui pesan singkat dengan orang tua murid yang pindah ke SDN Sukadamai 3 Kota Bogor beberapa waktu lalu. “Bilangnya untuk sumbangan pembangunan masjid apa musala, terus apa lagi, saya lupa ya,” bunyi percakapan keduanya.

Pengakuan orang tua murid yang baru pindah itu, ia bersama dua orang tua murid lainnya sempat berusaha pindah ke sekolah tersebut melalui salah satu guru SDN Sukadamai 3 Kota Bogor. Tapi, rupanya tidak kunjung diproses. Maka dari itu, ia sempat bersyukur bisa mengontak langsung kepala sekolah untuk memasukkan anaknya ke SDN Sukadamai 3 Kota Bogor.

“Iya, ada teman pindahin dua anak, kena Rp10 juta. Saya tuh tiga kali ke Sukadamai begitu datang dari Jepang. Ditolak melulu sama guru, saya lupa siapa namanya. Sampai dua minggu sudah mau masuk sekolah, tetap saja belum ada kejelasan anak saya bisa masuk atau enggak. Makanya, saya langsung telepon kepala sekolah,” lanjut percakapan tersebut.

Nah, soal pungutan ini, lagi-lagi Kepala SDN Sukadamai 3 Kota Bogor, Zainal Abidin enggan buka suara. Saat mencoba untuk menemuinya pada Rabu (6/9), dirinya sedang tidak ada di ruangan, serta saat dihubungi belasan kali tak kunjung menjawab. Bahkan, saat pertemuan dengan seluruh kepala sekolah se-Kota Bogor kemarin (7/9), lagi-lagi dia menghindar dan tidak mau diwawancara.

Namun sebelumnya, Wakil Kepala SDN Sukadamai 3 Kota Bogor bidang Kesiswaan, Samat sudah membantah kabar tersebut. Ia mengaku tidak tahu mengenai perkara iuran sebesar Rp3,6 juta dan biaya pungutan lain yang dikeluhkan sebagian besar orang tua peserta didik baru. “Tidak ada kaitannya dengan sekolah, itu komite. Kami mah hanya mengantarkan penerimaan saja. Untuk kaitan yang lain itu rapat dengan komite,” ujarnya.

Dirinya juga mengaku tidak tahu soal permintaan pihak sekolah agar orang tua murid patungan demi membangun dua ruang kelas seharga Rp520 juta. “Tidak tahu, itu rapat antara komite dengan orang tua, sekolah tidak turut serta,” tandasnya.(rp1/c)