25 radar bogor

Irigasi Cidepit Rusak Parah

KERING: Irigasi Cidepit di Kecamatan Rancabungur tak berfungsi sehingga membuat ribuan hektare sawah alami kekeringan
KERING: Irigasi Cidepit di Kecamatan Rancabungur tak berfungsi sehingga membuat ribuan hektare sawah alami
kekeringan

RANCABUNGUR–Ribuan hektare areal persawahan di Ke­camatan Kemang, Ran­ca­bungur, dan Ciseeng me­ngering. Penyebabnya, karena kerusakan salu­ran irigasi Cidepit dalam bebe­rapa tahun terakhir. Akibat­nya, belasan ribu petani penggu­na air irigasi menjerit dan kini hanya mengandalkan hujan untuk bercocok tanam.

Tokoh petani Kampung Sawah, Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Asep (54) mengatakan, sejak tiga tahun terakhir para pe­tani di desanya sudah tidak bisa menanam padi lantaran susahnya akses air dari saluran irigasi Cidepit. “Jangankan nanam padi, palawija saja yang tidak butuh banyak air sudah kesusahan, harus berebut air sesama petani,” ujarnya.

Menurut Asep, nasib yang dialami para petani di Keca­matan Rancabungur dan Cise­eng lebih tragis lagi. Pasalnya, setahun terakhir irigasi ke wila­yah ini sudah mati, nyaris tidak ada setetes air pun yang me­ngalir, sehingga areal persa­wahan menjadi lahan mati.

Mantan ketua RT 01 Kampung Sawah ini mengungkapkan, irigasi Cidepit yang berhulu di Mantarena, Kota Bogor, dan bersumber dari Sungai Cisadane, dalam beberapa tahun terakhir mengalami kerusakan luar biasa. Debit air yang disalurkan sangat terbatas lantaran me­ngalami pendangkalan sepan­jang aliran Mantarena, Jembatan Merah, Kebon Kalapa, hingga Menteng, akibatnya tumpukan sampah dan terdesaknya badan irigasi oleh permukiman warga.

Hal itu diamini Ketua Perhim­punan Para Petani Pengguna Air (P3A) Desa Bojong, Endang Margani. Ia menegaskan, irigasi Cidepit mengaliri air bagi kebutuhan areal pertanian di wilayah Kecamatan Kemang, Kecamatan Rancabungur, dan sebagian Kecamatan Ciseeng.

“Dari tahun 1990-an irigasi Cidepit sudah rusak parah. Tahun 1999 pernah dilakukan kerja bakti menggali lumpur di daerah Mantarena yang melibatkan 500 petani,” tukasnya.(rur)