CITEUREUP–Maraknya pengoplosan gas serta tingginya harga, membuat masyarakat mulai jenuh menggunakan gas elpiji subsidi dari pemerintah ini. Makanya, inovasi alternatif bahan bakar rumah tangga kini dinanti-nanti.
Seperti kompor briket listrik karya mahasiswa Universitas Pertahanan (Unhan). Camat Citeureup, Asep Mulyana menerangkan, tak sedikit warganya berada di garis kemiskinan. Makanya, mereka memilih menggunakan kayu bakar ketimbang gas elpiji tiga kilo.
“Masih banyak yang pakai kayu bakar karena mereka tidak mampu beli dan takut menggunakan gas,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin. Terlebih, tak jarang warga mengeluhkan kapasitas gas berkurang akibat dioplos. Ini memengaruhi umur pakai gas molen itu.
“Adanya pengoplosan gas juga membuat warga risau karena makin sedikit isi gas,” terangnya. Makanya, inovasi kompor briket listrik yang diluncurkan mahasiswa Unhan sangat dinanti-nanti warga Citeureup.
“Saat ini baru 20 unit yang kami salurkan. Dan baru di Desa Tangkil. Ke depannya akan diperbanyak lagi agar warga bisa memanfaatkan kompor murah dan rendah risiko ini,” ucapnya.
Terpisah, Rektor Unhan, Letjen TNI Dr I Wayan Midhio menerangkan, peluncuran produk inovasi anak bangsa ini sebagai salah satu fungsi dan peran perguruan tinggi.
Ini juga sebagai implementasi Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Melalui program pendistribusian kompor briket listrik, yang merupakan salah satu penemuan mahasiswa Unhan.
“Pengabdian ini kami awali dari yang terdekat, yaitu Desa Tangkil. Ke depannya akan menyebar,” ujarnya, kemarin. Kompor briket listrik hasil inovasi mahasiswa Unhan ini meraih juara 2 lomba karya ilmiah tingkat internasional di Malaysia.
“Ini akan kami perbanyak dan diberikan gratis pada masyarakat. Mahasiswa kami, Anggun Andriani, berhasil mewujudkan kompor briket listrik untuk dimanfaatkan masyarakat. Biayanya lebih murah,” tuturnya.(azi/c)