25 radar bogor

Mulai Bergerak ke Mina

NYAMAN: Tenda-tenda yang dipersiapkan untuk jamaah asal Indonesia dibuat senyaman mungkin dengan kipas angin dan pasokan air yang memadai.
NYAMAN: Tenda-tenda yang dipersiapkan untuk jamaah asal Indonesia dibuat senyaman mungkin dengan kipas angin dan pasokan air yang memadai.

JAKARTA–Pelaksanaan wukuf sebagai puncak ibadah haji tinggal sejengkal. Pagi hari ini waktu Arab Saudi, seluruh jamaah haji sudah dimobilisasi menuju Armina (Arafah), Mudzalifah, dan Mina. Sehingga pada 9 Dzulhijjah atau 31 Agustus nanti, seluruh jamaah bisa mengikuti wukuf di Arafah.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis mengatakan, persiapan wukuf dimulai hari ini (30/8) atau bertepatan dengan 8 Dzulhijjah. Melalui keterangan tertulis, Sri menjelaskan pemberangkatan jamaah haji dari pemondokan di Makkah menuju Armina dijalankan dalam tiga gelombang.

”Gelombang pertama berangkat menuju Arafah pada jam 08.00 sampai pukul 12.00,’’ tuturnya. Kemudian disusul gelombang kedua pada pukul 12.00 sampai 16.00 waktu setempat. Lalu gelombang pamungkas dilaksanakan pukul 16.00 sampai 20.00.

INSPEKSI: Petugas TPHI dari Kloter 43 memeriksa kesiapan tenda-tenda.

Sri menjelaskan pelaksanaan wukuf dimulai setelah salat Dzuhur pada tanggal 9 Dzulhijjah atau 31 Agustus. Pelaksanaan wukuf ini berjalan sampai matahari terbenam. Pada umumnya jamaah melaksanakan salat Dzuhur sekaligus Ashar untuk memudahkan ibadah di Arafah.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang saat ini berada di Makkah berpesan agar tidak ada keinginan setiap jamaah selain mendapatkan kemabruran. “Lusa (besok), kita akan sama-sama wukuf di Arafah,” ujar Menag saat memberikan sambutan pada Silaturahim NU Sedunia di Makkah, Selasa (29/8).

Menurut Menag, ada dua ciri haji mabrur, yaitu: ith’am ath-tha’am dan ifsa’us-salam, memberi makan dan menebarkan salam. “Memberi makan merupakan simbol kepedulian sosial. Sebab, agama hadir untuk kepentingan sosial, tidak semata individual. Kepedulian ciri kemabruran,” tuturnya.

Ciri kemabruran kedua adalah menebarkan salam. Menag mengatakan, salam merupakan simbol menebar perdamaian. “Mudah-mudahan sekembalinya di tanah air, kita mendapat haji mabrur, semakin meningkat kepedulian sosial kita dan kita menjadi duta penebar kedamaian di lingkungan masing-masing,” tandasnya.

Menag juga mengumpulkan para petugas haji jelang wukuf nanti. Dua hal yang diingatkan oleh Menag kepada mereka, yaitu terkait listrik dan mobilisasi jamaah. “Petugas yang bertugas di Armina, mulai malam ini, harus memastikan lampu, air cooler, pasokan listrik sudah terpasang di tenda jamaah, termasuk juga dapur umum,” tegasnya.

Terkait mobilisasi jamaah dari hotel ke Arafah, Menag minta seluruh petugas bertindak cermat dan waspada untuk memastikan tidak ada jamaah haji Indonesia yang tertinggal dan tidak berangkat ke Arafah. “Saya minta kesungguhan petugas yang melakukan pekerjaan ini, agar tidak ada satu pun jamaah haji Indonesia tertinggal ke Arafah,” tandasnya.

Jamaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan menuju Arafah hari ini, Rabu (30/8) atau 8 Dzulhijjah 1438 H. Pemberangkatan jamaah akan dibagi menjadi tiga fase. Tahap pertama, jamaah akan diberangkatkan mulai pukul 08.00–12.00 waktu Arab Saudi (WAS). Tahap kedua mulai pukul 12.00–16.00 (WAS). Terakhir, tahap ketiga jamaah diberangkatkan dari pukul 16.00–20.00 (WAS).

“Kita harap seluruh jamaah haji tunduk dan disiplin kepada ketentuan ketua kloter, ketua rombongan dam ketua regunya masing-masing,” tutupnya.

Sementara itu, kontributor Radar Bogor di Tanah Suci, Ade Irawan, melaporkan bahwa menjelang wukuf, berbagai persiapan terus dilakukan. Di antaranya, para petugas haji Indonesia dari berbagai kloter melakukan survei ke Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina). “Survei ini dilakukan untuk memotret langsung posisi lokasi dan keadaan tenda untuk wukuf,” kata Ade melalui pesan WhatsApp.

Ade mengatakan, pihaknya telah menyampaikan imbauan kepada seluruh jamaah untuk bersabar karena lalu lintas akan sangat padat mengingat tahun ini jamaah haji sangat besar. Pihaknya pun meminimalisasi penumpukan jamaah dengan mengatur keberangkatan ke Arafah.

“Setelah dilakukan qurah, kloter 43 kebagian jadwal trip keempat, dan pemberangkatan dimulai pada jam satu siang. Kami mendahulukan jamaah yang sakit, lansia atau risti dan yang di kursi roda,” kata dia.

Melihat posisi tenda-tenda di Arafah, termasuk tenda untuk kloter 43 terlihat representatif. Itu terlihat dari tenda yang baru, karpet, dan pendingin udara yang sudah mulai terpasang. Selain itu, posisi toilet juga tidak terlalu jauh dari tenda.

“Tentunya ini bisa menguatkan posisi jamaah yang akan wukuf karena fasilitasnya yang digunakan cukup representatif atau nyaman,” imbuhnya.

Selama tiga hari ke depan, para jamaah akan menginap dan tinggal di tenda Armina untuk menyelesaikan jumrah ula, wustha dan aqobah. Untuk melontar pun pihak maktab menyiapkan jadwal dan petugas yang akan mengawal pelontaran.

“Karena setiap melontar, jamaah dibatasi maksimal 250 orang. Usai melontar maka rangkaian di Armina selesai, para calhaj tinggal menyelesaikan rangkaian tawaf ifadah, sai dan tahalul,” ujarnya.(*/ric/wan)