25 radar bogor

Empat Kecamatan Dilanda Kekeringan

Arifal/Radar Bogor KERING: Warga mencuci pakaian menggunakan air yang dibawa dari sungai karena sumur di rumahnya mengering, kemarin.

KERING: Warga mencuci pakaian menggunakan air yang dibawa dari sungai karena sumur di rumahnya mengering, kemarin.

TENJO–Lebih dari satu pekan Bogor dilanda kemarau. Imbasnya, aliran sungai serta lahan pertanian mengalami kekeringan. Hal ini terjadi merata di wilayah barat Kabupaten Bogor. Terparah, terjadi di Tenjo, Cigudeg, Nanggung, dan Leuwisadeng.

Seperti di Kampung Blok Kalapa, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, kemarin (29/8). Kondisi sumur kering, begitu pun dengan anak sungai di sana. “Setiap tahun begini. Masuk kemarau sudah gersang, mandi pun terpaksa pakai air galon isi ulang. Kalau tidak, cari ke sungai yang masih ada airnya,” ujar warga RT 02/01, Yanto (43) kepada Radar Bogor.

Hal serupa juga melanda Kampung Leuwibengkok, Desa Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng. Sudah enam hari terakhir ini warga hanya mengandalkan aliran sungai yang keruh untuk mandi cuci kakus (MCK). Hal ini lantaran sumur-sumur di rumah mereka kering.

Warga pun tampak memenuhi sungai-sungai meski kering sejak pukul 09.00WIB. Beberapa di antaranya bahkan ada yang membawa jeriken dari rumah. “Sumur di rumah sudah kering. Pompa gak mau naik, jadi ambil air ke sungai untuk kebutuhan mandi, cuci piring dan baju. Kalau buat masak beli air galon,” ujar salah satu warga, Nanik Andriani (28).

Pun di Desa Cigudeg, Kecamatan Cigudeg, yang juga dilanda kekeringan. Warga di daerah yang dipenuhi pohon sawit ini, kini bertumpu pada Situ Cigudeg untuk memenuhi kebutuhan air.

Begitu pun dengan Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung. Akibat sumur kering, warga berbondong-bondong menuju Sungai Cikaniki. Mereka memanfaatkan aliran sungai terbesar di Kecamatan Nanggung itu untuk memenuhi kebutuhan air. “Di sini masih ada airnya. Soalnya sumur pada kering. Sudah dua minggu tidak hujan,” tutur Enih (48), warga RT 01/01 Desa Nangung, Kecamatan Nanggung.(all/c)