25 radar bogor

Baitullah Dipadati Para Tamu Allah

BAITULLAH atau ada yang menyebutnya Kakbah Al-Musyarrafah atau lebih luas lagi pemaknaannya dikenal dengan Masjid Baitillahil Haram telah dipadati oleh jutaan manusia para hamba Allah. Dhuyufullah pada pelaksanaan salat Jumat, pukul 9.00 pagi WSA, beberapa pintu Masjid Baitillahil Haram sudah ditutup. Artinya, jamaah haji di jalur pintu itu sudah full jamaah.

Saf-saf salat sudah dipenuhi baik untuk jamaah haji pria, dan secara terpisah jamaah haji kaum wanita ditempatkan pada kelompok wanita. Para pengurus masjid mengawasi dengan ketat pelaksanaan salat berjamaah.

Dengan kekhusyukan yang tercipta dan suara serta kefasihan serta hafalan dari ayat yang dibaca oleh imam masjid terkait dengan konteks pelaksanaan ibadah haji, atau yang terkait dengan makna kehidupan, dan masa depan kehidupan setiap insan hamba Allah di akhirat kelak.

Memukaunya panggilan suara muazin yang menderu, merdu, melengking, yang telah ditunggu kehadirannya berjam-jam oleh setiap insan hamba Allah, hati mereka semakin terdiam dan menghujam. Subhanallah!

Setiap insan hamba Allah swt yang datang dari seluruh penjuru belahan dunia yang semuanya telah lama merindukan Baitullah, kini tiba waktunya datang. Mereka telah berkumpul dan menyemut yang telah lama merindukan ingin beribadah di Baitullah. Beraneka ragam amalan yang mereka lakukan: mulai melaksanakan thawaf umrah, thawaf sunah, melaksanakan salat-salat sunah seperti salat rawatib (qabliyyyah dan ba’diyyah), salat taubah, salat hajat, salat tasbih, salat tahajud, salat dhuha, salat mutlak, dan salat jenazah.

Sementara itu, salat lima waktu yang pelaksanaannya sangat ditunggu oleh seluruh para jamaah haji menjadikan Masjid Batillahill Haram sangat padat. Tidak ada sejengkal pun tersisa dari lautan tamu Allah yang sedang melaksanakan salat jamaah, termasuk seluruh halaman bagian selatan, utara, timur dan barat sudah terpenuhi dengan sesak.

Bahkan sampai masuk ke ruangan hotel dan pertokoan, misalnya di kawasan Zamzam Tower dan Bin Dawood Plaza, dengan sigapnya sekuriti hotel menyiapkan saf-saf salat dengan tertib dan aman. Kegiatan pelaksanaan bisnis terhenti sesaat selama pelaksanaan salat dan diganti dengan kegiatan salat berjamaah.

Selain itu, sebagian mereka asyik dengan khusyuk mengkhatamkan Alquran beberapa kali di dalam Masjid Baitillahil Haram sekaligus dengan niat iktikaf, dilanjutkan zikir dan doa, serta bersalawat kepada Rasulullah SAW. Apalagi, di antara mereka bisa berdoa dan bermunajat di beberapa tempat mustajab, misalnya: Multazam, Hijir Ismail, Maqam Ibrahim.

Kondisi ini terjadi karena sejumlah jamaah haji dari seluruh dunia telah berkumpul di tujuan yang sama yaitu Baitullah atau Mesjid Baitillahil Haram, baik yang datangnya dari Kota Madinah Al-Munawwaroh maupun yang dari Jeddah. Kloter Kab Bogor seluruhnya sudah masuk di Kota Makkah, juga jamaah haji yang berasal dari kota dan kabupaten seluruh Indonesia.

Inilah yang Rasulullah Muhammad SAW, lima belas abad lalu, telah menyatakan dalam hadisnya, “Salat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1.000 kali salat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Sedangkan salat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 salat di masjid lainnya.”

Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia, Al-lajnah Ad-Daimah berpendapat bahwa pendapat terkuat dan mayoritas dari para ulama di Makkah Al-Mukarromah menyatakan bahwa berlipat gandanya pahala berlaku umum dilakukan di seluruh wilayah tanah haram (di seluruh kawasan kota suci Makkkah). Karena dalam Alquran dan as sunnah, seluruh tempat di Makkah disebut dengan nama Masjidil Haram. Subhanallah!

Inilah akumulasi balasan yang sangat luar biasa yang disediakan dari Allah SWT dari hasil perjuangan lahir batin dari setiap insan tamu Allah. Yang dengan ikhlas berdesak-desakan mencari tempat duduk untuk beriktikaf, menunggu waktu untuk salat wajib, indahnya menjaga wudu, menahan segala yang membatalkan wudu, dengan hati, mulut, dan semua anggota tubuh aktif untuk berzikir yang diingat dan disebut hanya asma Allah SWT.

Kini mereka sambil menunggu waktu wukuf di Arafah, mabit di Muzdalfah, dan melakukan pelemparan jumrah baik melempar Jumratul Aqabah pada tangggal 10 Dzulhijjah, melempar Jumratul Ula, Wustho, dan Aqabah pada tanggal 11–12 Dzulhijjah.

Bagi yang mengambil Naafar Awwwal serta pelemparan Jumratul Ula, Wustho, dan Aqabah di tanggal 13 Dzulhijjah bagi yang mengambil Nafar Tsani. Mudah-mudahan para jamaah haji semua selalu diberikan kekuatan dan kesehatan lahir batin dari Allah SWT, sehingga dapat melak­sanakan semua prosesi haji dengan semaksimal mungkin, serta tetap mengedepankan untuk saling menghormati dan memuliakan antara sesama tamu Allah SWT.(*)