25 radar bogor

Libatkan Puluhan Pelajar

PEDULI SOSIAL: Puluhan pelajar SMP ikut membantu memperbaiki rumah Abah Djunaedi di Kampung Tonggoh, Desa Gunungsari, kemarin
PEDULI SOSIAL: Puluhan pelajar SMP ikut membantu memperbaiki rumah
Abah Djunaedi di Kampung Tonggoh, Desa Gunungsari, kemarin

CITEUREUP-Puluhan siswa SMPN 1, SMPN 2, dan SMPN 3 Citeureup melakukan aksi sosial, kemarin. Mereka membantu membangun rumah Abah Djunaedi di Kampung Tonggoh, Desa Gunungsari.

Para siswa itu diikutsertakan dalam pembangunan yang diinisiatori Lembaga Otonom Saku Amanah Penyandang Masalah Sosial (SAPMS) Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kabupaten Bogor.

Wakil Direktur SAPNS, Relief Perhat menerangkan, keikutsertaan para siswa merupakan bentuk kerja sama IPSM dengan pihak sekolah. Menurutnya, keikutsertaan siswa mampu memberikan pengaruh besar kepada karakter individu anak bangsa.

Sehingga, ke depannya para siswa dapat memiliki tanggung jawab moral pada masyarakat. “Ini edukasi untuk para siswa. Kami harap mereka memiliki kepekaan tinggi terhadap masyarakat,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (24/8).

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah pemersatu para siswa di sekolah yang kerap berseteru. “Di sini mereka akur,” ucapnya. Dia menerangkan, lembaganya bergerak pada aspek sosial.

Dengan mengandalkan donasi dari perusahaan dan swadaya para siswa, penanganan para anak jalanan, jompo dan anak telantar dapat dilakukan secara efektif. “Ini baru langkah kecil. Kami targetkan setiap bulan Rp1 miliar untuk dialokasikan,” tuturnya.

Dana itu, sambungnya, diperoleh dari para donatur yang tidak mengikat. Termasuk para politikus yang memiliki jiwa empati tinggi. “Kalau ada calon dari partai apa pun yang mau berdonasi kami tampung, asalkan tidak memakai embel-embel partai,” ucapnya.

Terpisah, Sekdes Gunungsari, Dwi Darwanto mengaku mendukung program ini. Terlebih berkaitan dengan proses edukasi pelajar. Ia mengaku, sebelumnya sudah berencana membantu Abah Djunaedi, tetapi terkendala persoalan administrasi.

Puluhan tahun Djunaedi hidup di rumah tak layak. “Dia punya KTP di desa sebelah. Makanya, tidak bisa kami masukkan dalam program RTLH,” ucapnya. Karena itu, pihak desa berencana membantu Djunaedi untuk membuat KTP dan KK sesuai domisilinya agar dapat bantuan dari pemerintah.

“Saya dapat instruksi dari kades untuk membantu Djunaedi dalam hal administrasi,” terangnya. Pantauan Radar Bogor, pembangunan rumah Djunaedi kini sudah sampai 80 persen. Dinding sudah berdiri dan semua kebutuhan material telah terpenuhi.(azi/c)