25 radar bogor

Ad-Toam, Alat Deteksi Kehalalan Makanan Karya Mahasiswa IPB

INOVATIF: Mahasiswa IPB menunjukkan teknologi AD-Toam yang dibuat untuk menguji kadar alkohol atau minyak babi dalam kandungan makanan atau minuman. Alat ini berfungsi untuk menguji kehalalan makanan.

Bagi kaum muslim, sangat penting untuk mengetahui kejelasan makanan dan minuman yang mereka makan halal atau tidak. Apalagi, sekarang ini banyaknya produk impor yang masuk ke tanah air, dan beberapa produksi pangan masih belum jelas kehalalannya. Dari pemikiran tersebut, sekelompok mahasiswa IPB membuat alat deteksi makanan dan minuman halal yang diberi nama Ad-Toam.

Laporan: Wilda Wijayanti

Adalah Ahmad Khairul Reza, Anisah Rahajeng Kartika Sari, Sejahtera, dan Intan Nurhasanah yang menggagas teknologi ini. Keinginan membuat aplikasi bernama Ad-Toam ini, bermula dari banyaknya kasus produk makanan impor masuk ke Indonesia tanpa dilabeli halal. “Saya pikir perlu ada yang dapat membantu untuk mendeteksi lebih dini terhadap makanan itu, apakah halal atau tidak,” kata Ahmad Khairul Reza, salah satu penemu Ad-Toam.

Sejak saat itu, Ahmad mengutarakan kepada kedua rekannya, hingga akhirnya dilakukan proses penciptaan. “Kami diskusi, konsultasi, dan uji coba, lalu menciptakan Ad-Toam,” ucap dia. Ad-Toam berfungsi mendeteksi makanan yang tidak halal, seperti mengandung minyak atau daging babi. Alat berbasis teknologi sensor ethanol ini juga mampu mendeteksi minuman beralkohol.

Menurut Ahmad, metode instrumentasi untuk mendeteksi ethanol, antara lain metode HPLC, elektroforesis, GCMS, raman spektrometri, dan GC. Cara kerja sensor ethanol Ad-Toam, yaitu nikel dan platina sebagai bahan penyalur elektron, yang dalam hal ini sebagai kandungan alkohol.

Semakin besar arus yang lewat atau terjadi, kata dia, maka kandungan ethanol dari makanan dan minuman tersebut semakin besar. “Semua metode ini sudah banyak digunakan, tapi biayanya mahal dan butuh waktu lama untuk proses ujinya. Kalau alat sensor ini bisa langsung terdeteksi,” bebernya.

Ahmad berharap, Ad-Toam bisa berkontribusi positif bagi masyarakat muslim, untuk mendeteksi dini makanan dan minuman sebelum membeli. Dengan begitu, produk yang dikonsumsi lebih aman. ”Aplikasi ini sudah kami uji coba bersama dosen,’’ katanya.

Rencananya, kata dia, timnya akan melakukan uji coba alat deteksi halal tersebut di restoran atau rumah makan, toko swalayan sekitar kampus IPB. Dengan adanya Ad-Toam, pihaknya ingin mempermudah mendeteksi kehalalan produk makanan atau minuman bagi pemerintah, Lembaga Pengka­jian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), serta masyarakat. “Lebih jauh lagi produk ini dipatenkan dan artikel ilmiahnya bisa dipubli­kasikan,” tandasnya. (*/c)