25 radar bogor

13 Kecamatan Endemik Antraks

TELITI : Kepala Disnakan Kabupaten Bogor, Siti Farikah bersama tim dari Pemprov Jabar memeriksa salah satu hewan ternak, kemarin.
TELITI : Kepala Disnakan Kabupaten Bogor, Siti Farikah bersama tim dari Pemprov Jabar memeriksa salah satu hewan ternak, kemarin.

CIBINONG–Jelang Idul Adha, masyarakat harus lebih waspada. Terutama, terhadap kesehatan hewan kurban. Tak ingin kecolo­ngan, Dinas Perikanan dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Bogor melakukan pemeriksaan di kandang ternak hewan kurban, tepatnya RT 01/01, Kampung Asem Reges, Desa Sentul, kemarin (24/8).

Kepala Distanak Kabupaten Bogor, Siti Farikah mengakui, ada 13 dari 40 kecamatan endemik antraks. Di antaranya, Kecamatan Cibinong, Citeureup, Babakan Madang, Bojong Gede, Tajurha­lang, Sukaraja, Cileungsi, Klapanunggal, Jonggol, Gunung­putri, Dramaga, Ciseeng, dan Sukamakmur.

Lebih lanjut ia mengatakan, hasil pemeriksaan di RT 01/01, Kampung Asem Reges dinyatakan aman. Artinya, semua hewan dalam sehat. Sehingga, diberikan bukti berupa kalung sehat serta stiker. “Untuk ternak yang dikirim atas pesanan konsumen, itu dilengkapi semua dengan surat kesehatan,” ujarnya kepada Radar Bogor usai melakukan pemeriksaan.

Disnakan, kata dia, terus melakukan sosialisasi melalui rapat minggon tingkat kecamatan hingga ke lokasi yang padat ternak, khususnya lokasi endemik antraks. Masyarakat diharapkan lebih teliti sehingga ada pencega­han dan pemberan­tasan penyakit hewan yang menular kepada manusia. ”Daging yang dikurban­kan akan dikonsumsi masyarakat harus sehat, yang terpenting tidak tertular penyakit kepada manusia,” tuturnya.

Farikah memprediksi keterse-d­iaan hewan kurban di Kabupaten Bogor tahun ini sebanyak 38.600 ekor. Terdiri atas sapi 11.149 ekor, kerbau 310 ekor, domba 18.571, dan kambing 8.570 ekor. Lalu, untuk perkiraan harga sapi hidup, khususnya berat badan hidup berkisar Rp54 ribu hingga Rp60 ribu per kilogramnya.

Untuk domba dan kambing lebih mahal, Rp85 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram. “Puncak­nya H-1. Kalau sudah hari H hingga H+ akan semakin turun. Peternak hewan kurban ini kan hanya panen selama satu tahun sekali. Jadi, ini kesempatan mereka untuk panen,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Rumah Sakit Hewan Provinsi Jawa Barat, Indriarti berkomitmen, hewan ternak yang akan disembelih dan dibagikan kepada yang berhak menerimanya harus dalam kondisi aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).

Karenanya, Provinsi Jawa Barat sejak 2005 melakukan pelatihan kepada DKM dan sosialisasi kepada masyarakat di 27 kabupa­ten/kota. “Alhamdulilah saat ini kabupaten/kota sudah dapat melaksanakan sendiri. Tetapi, kami tetap melaksanakan pelati­han di Balai Pelatihan Ketahanan Pangan dan Peternakan di Cikole Bandung,” terangnya.

Ia menegaskan, hewan kurban bukan hanya sehat tetapi juga harus cukup umur dan tidak cacat. “Kami akan melakukan pemantauan kesehatan di lapangan sebelum pemotongan, dan pada hari H kami juga lakukan pendampingan dengan teman-teman,” pungkasnya.(rp2/c)