25 radar bogor

Sikat Sindikat Ujaran Kebencian dan SARA

Sindikat saracen yang memproduksi hoax di media sosial
Sindikat saracen yang memproduksi hoax di media sosial

JAKARTA–Biang memanasnya media sosial mulai terungkap. Kemarin (23/8) Direktorat Tindak Pidana Siber (Diitipid Siber) Bareskrim mengungkap penangkapan sindikat produsen ujaran kebencian dan SARA bernama Saracen. Kelompok tersebut bermain dua kaki dalam polemik kasus Ahok alias Basuki Tjahata Purnama.

Kasubdit I Dittipid Siber Bareskrim Kombespol Irwan Anwar menjelaskan, sindikat Saracen ini beroperasi sesuai dengan pesanan dari kliennya. Siapa yang ingin ditendang, siapa yang ingin dipukul menggunakan isu. ”Apa pun yang dibutuhkan dia ada,” jelasnya.

Setelah sepakat dengan kliennya maka kelompok ini beroperasi. Harga untuk jasa sindikat ini bila dilihat dari berbagai proposal kisaran Rp75 juta hingga Rp100 juta. ”Sindikat ini sangat terorganisir, ada ketua ada koordinator dan sebagainya. Dikelola semacam perusahaan, berbeda dengan sebelumnya yang hanya pelaku tunggal,” terangnya.

Ada tiga orang yang ditangkap dalam kasus tersebut, yakni JAS, MF dan SR. Jas merupakan ketua sindikat Saracen tersebut. Dia memiliki kemampuan untuk melakukan hacking dan sebagainya. ”Dia mampu mengambil alih akun yang dirasa bertolakbelakang dengan kepentingannya,” tuturnya.

Catatan Dittipid Siber, JAS ini memiliki 10 ribu akun dalam bekerja. Dia mengerahkan akun-akun tersebut untuk membuat arus pembicaraan sesuai keinginannya. ”JAS ini ditangkap di Riau,” ujarnya.

Untuk MF merupakan ketua bidang media dan informasi. Dia juga berperan banyak dalam sindikat tersebut. MF ditangkap di Koja, Jakarta Utara. Terakhir, SR yang merupakan koordinator wilayah Jawa Barat. ”Dari semuanya ditemukan bukti 50 simcard, beberapa hardisk dan laptop,” ungkapnya.

Masalahnya, dalam polemik kasus Ahok, ternyata sindikat ini bermain dua kaki. Dia saat sudah mendapatkan klien pada kelompok kontra Ahok, bila ada klien yang pro Ahok kemudian menghubungi rekannya. ”Rekannya ini yang kemudian menanggapinya dan beroperasi,” tuturnya.

Berapa jumlah ujaran kebencian yang diproduksi sindikat tersebut? Dia mengatakan bahwa kelompok ini sudah beroperasi sejak akhir 2015. Sehingga, jumlah ujaran kebenciannya juga begitu banyak. ”Terutama ujaran soal SARA, kami sedang teliti,” ujarnya.

Saat ini diketahui bahwa kondisi sedang tenang. Kelompok Saracen ini tidak memiliki klien. Namun, mereka tetap aktif di media sosial tujuannya untuk eksis. Plus, mereka mengirimkan berbagai proposal pada calon kepala daerah, terutama untuk pilkada 2018. ”mereka ingin panen pada 2018 ini,” ungkapnya. (idr)