25 radar bogor

Sumbangan Cekik Wali Murid

DIPROTES: Wali murid memperlihatkan surat permintaan sumbangan dana dari Komite SMPN 2 Ciawi, kemarin. Doni/Radar Bogor/c
DIPROTES: Wali murid memperlihatkan surat permintaan sumbangan dana dari Komite SMPN 2 Ciawi, kemarin. Doni/Radar Bogor/c

CIAWI–Nasib siswa miskin di SMPN 2 Ciawi kian memprihatinkan. Itu setelah kebijakan sekolah dan komite yang memungut iuran pada siswa dengan tarif berbeda, antara Rp500-800 ribu. Komite berdalih iuran merupakan kebijakan dari pihak sekolah.

Informasi yang dihimpun Radar Bogor, jumlah siswa SMPN 2 Ciawi mencapai 1.034 orang. Jika diasumsikan pembayaran dipatok rata-rata Rp600 ribu, maka sekolah mendulang dana Rp620 juta. Sedangkan jika siswa kelas VII 300 orang, maka untuk biaya seragam baru bisa Rp180 juta.

Salah seorang wali murid SMPN 2 Ciawi, DD (37) mengatakan, dalam surat edaran sumbangan, sekolah mencantumkan untuk pembuatan sumur bor dan pengadaan komputer.
Anaknya sendiri yang duduk di kelas VII dimintai Rp800 ribu. “Sedangkan siswa kelas VIII dan IX masing-masing Rp500 ribu,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Hal serupa dialami Saefulloh (40). Warga Kampung Ciawi Girang, Desa Ciawi, Kecamatan Ciawi, ini kecewa lantaran harus menyetor Rp600 ribu untuk mendapatkan satu set seragam sekolah.

Terpisah, Kepala SMPN 2 Ciawi, Tati Widiya membantah memaksa wali murid menyumbang iuran sekolah dengan nominal tertentu. Sebab, pihaknya tak pernah menentukan besaran jumlah pungutan untuk pembangunan sumur bor dan pengadaan komputer. “Ini terjadi karena kurang komunikasi antara komite sekolah dengan wali murid,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Teti mengaku akan memanggil komite sekolah untuk meminta klarifikasi. Sebab, sumbangan harus dilakukan seikhlasnya tanpa ada paksaan kepada wali murid. Kini, akunya, SMPN 2 Ciawi telah mengajukan bantuan komputer ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor.(don/c)