25 radar bogor

Gerindra Jadi Rebutan Duo Ade

BANGUN KOALISI: Pertemuan enam pimpinan parpol di Hotel Horison, Bandung, Senin (21/8) malam.
BANGUN KOALISI: Pertemuan enam pimpinan parpol di Hotel Horison, Bandung, Senin (21/8) malam.

BOGOR-Meski telah mendata­ngani MoU dengan DPC Demokrat, ternyata DPD Partai Golkar Kabupaten Bogor tetap mengajak Gerindra menjadi teman demi memenangkan Ade Ruhandi dalam pemilihan bupati tahun depan.

Ajakan tersebut disampaikan saat kunjungan silaturahmi DPD Golkar Kabupaten Bogor ke DPC Gerindra Kabupaten Bogor, kemarin (22/08).

“Kami mengajak Gerindra berkoalisi untuk membangun Kabupaten Bogor,” ujar Ketua Tim Konsolidasi dan Komunikasi Politik DPD Golkar Kabupaten Bogor, Tohawi.
Ajakan Golkar tersebut tidak ditolak mentah-mentah, Gerindra akan membahas ajakan koalisi ini bersama pengurus dan mitra koalisi yang sudah lebih dulu melakukan MoU.

“Kami akan diskusikan ajakan ini dulu, ini kan penjajakan, kalau ada chemistry pasti dilanjutkan. Intinya kami mencari figur yang mampu memimpin dan sayang kepada masyarakat Kabupaten Bogor,” tukas Ketua Fraksi Gerindra di DPRD Kabupaten Bogor, M. Rizky mewakili pengurus.

Sementara itu, DPC PPP Kabupaten Bogor mengklaim tidak khawatir dengan upaya Golkar yang terus merapat ke sejumlah partai yang juga sedang didekatinya.
Ketua DPW PPP Jawa Barat yang juga bakal calon bupati Bogor, Ade Yasin berharap, dari silaturah­mi politik yang sudah dilakukan terjadi kesepakatan dengan enam partai yang sebelumnya sempat dikumpulkan.

“Semua partai kami harapkan bisa dirangkul dan yang sudah sering mengadakan pertemuan dengan kami Gerindra, PKB, Nasdem dan Demokrat, dan Hanura,” ujar Ade Yasin, kepada Radar Bogor.

Meski begitu, silaturahmi yang dilakukan belum sampai penjajakan figur, usulan untuk wakil bupati, Ade menegaskan akan didiskusikan terpisah, terpenting PPP mencari perahu yang akan digunakanya menuju Pilbup 2018. “Terus terang Golkar nyalon dan PPP nyalon tak mungkin ketemu jadinya,” ucapnya.

Sehingga, penggalangan kekuatan yang dilakukan Golkar dengan partai apapun tidak menjadi masalah. Meski demikian, PPP sampai saat ini juga masih mencari teman politik untuk sama-sama satu visi membangun Kabupaten Bogor.

Saat disinggung SK, Ade Yasin dengan tegas menjelaskan jika dirinya salah satu dari 16 kabupaten/ kota yang ditugaskan DPP untuk menjadi peserta di Pemilihan kepala daerah di tahun 2018 mendatang.

“Saya tidak usah minta SK lagi, tetapi saya ditugaskan partai untuk menjadi bupati Bogor, tidak ada rekomendasi lagi. Ketika sudah berpasangan baru dikeluarkan rekomendasi sudah jelas ini perintah ketua umum, di setiap kegiatan maupun acara lain, saya ditugaskan untuk maju,” ujar dia.

Ada dua daerah yang sudah ditugaskan langsung yakni Kabupaten Bogor dan Sumedang. “Saya sudah mendapatkan penugasan dari partai dan saya berharap menang juga,” ujarnya.

BENTUK POROS TENGAH

Konstelasi politik jelang Pemilihan Gubernur Jabar 2018 kian dinamis. Kemunculan poros tengah, dianggap menjadi biang keladinya. Belakangan, Partai Gerindra mulai merapat di koalisi partai yang digawangi PPP tersebut.

Kabar ini muncul setelah pertemuan enam pimpinan partai politik (parpol) tingkat Jabar di ruang Linggarjati Hotel Horison Bandung, Senin (21/8) malam.
Hadir dalam pertemuan itu, Ade Munawaroh Yasin, Ketua DPD Partai Demokrat Iwan Sulanjana, Ketua DPW PAN Hasbullah, Ketua DPD Partai Gerindra Mulyadi.
Sementara, Partai Hanura diwakili Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Budi Hermawan, dan PKB mengutus wakil sekretaris-nya Hendra Guntara.

Ade menegaskan, pertemuan para ketua partai itu pun sebagai bentuk penyikapan terhadap situasi yang serbabelum pasti. Ade menunjuk, kehadiran Mulyadi dalam pertemuan itu menjadi contoh betapa wacana koalisi yang muncul akhir-akhir ini juga belum pasti.

“Tugas kami melakukan kaderisasi dan mencetak calon pemimpin di Jawa Barat ini. Bukan sebaliknya kami yang didikte oleh pihak yang ingin jadi pemimpin,” tegasnya.

Jika suasana ketidakpastian ini terus tanpa solusi sampai dengan mendesaknya waktu pendaftaran pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum, maka bukan tidak mungkin parpol kehilangan perannya.

“Satu-satunya partai yang sudah resmi mendeklarasikan mengusung calon ya Partai Nasdem. Itu sebab­nya, (partai) NasDem tidak masuk agenda kami,” kata Ade menjawab pertanyaan wartawan mengapa Partai NasDem tidak diajak dalam pertemuan itu. (ded/c)