25 radar bogor

Tiga Tersangka First Travel Tutupi Aset

FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS DISITA: Penyidik Bareskrim Polri memasang garis polisi di rumah Komisaris First Travel, Kiki Hasibuan alias Siti Nuraidah di Vasa Kebagusan, Jl. Kebagusan Dalam IV, Jakarta Selatan, Jumat (18/8). Penyidik menyita rumah Kiki dan menetapkannya sebagai tersangka baru dalam kasus dugaan penipuan perjalanan umrah First Travel.
DISITA: Penyidik Bareskrim Polri memasang garis polisi di rumah Komisaris First Travel, Kiki Hasibuan alias Siti Nuraidah di Vasa Kebagusan, Jl. Kebagusan Dalam IV, Jakarta Selatan, Jumat (18/8). Penyidik menyita rumah Kiki dan menetapkannya sebagai tersangka baru dalam kasus dugaan penipuan perjalanan umrah First Travel.

JAKARTA–Upaya penyidik Bareskrim untuk menelusuri aset bos First Travel terhadang. Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan, plus adiknya Kiki Hasibuan tidak terbuka terkait aset-asetnya. Dari lima aset yang telah digeledah, baru ada tiga aset yang bisa disita.

Penyidik menduga masih ada banyak aset lain yang ditutupi. Karena itu jamaah sekaligus korban First Travel diharapkan membantu menginformasikan bila mengetahui keberadaan Andika dan Anniesa. Apalagi, jumlah aset yang disita berupa tiga tanah dan bangunan, serta empat mobil nilainya tidak lebih dari Rp30 miliar.
Padahal, jumlah uang jamaah yang dirugikan ditaksir mencapai Rp715 miliar. Hasrat penyidik Bareskrim makin terusik untuk mencari aset First Travel, setelah diketahui fakta banyaknya utang First Travel, Rp24 miliar pada sebuah hotel di Arab Saudi, Rp5 miliar pada produsen keperluan umrah, dan Rp90 miliar pada perusahaan Travel Kanomas.

Kanit V Subdit V Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim AKBP M. Rivai Arvan mengatakan, memang tiga tersangka yang ditahan ini tidak terbuka soal aset yang diduga berasal dari uang jamaah. Kiki Hasibuan, misalnya. Dia baru menyebut satu rumah di Jalan Kebagusan dalam, itu pun setelah didesak petugas dengan berbagai cara. ”Bahkan, setelah penggeledahan, ternyata Kiki ini memindahkan barang-barangnya,” jelasnya.

Pemindahan barang-barang itu justru membuat penyidik merasa ada aset lain yang masih ditutupi dan tidak rela dia berikan untuk menggenti uang jamaah yang ditilapnya. Ada kemungkinan, dia sengaja memberitahukan rumah ini, namun menutupi yang lainnya. ”Kami kemana larinya semua ini,” ujarnya.

Saat penggeledahan itu juga ada informasi bahwa teman yang diduga menjadi kekasih dari Kiki mengetahui sesuatu yang lain. Pasalnya, sesuai informasi sekuriti, Kiki berulang kali ke rumah ini dengan kekasih perempuannya. ”Kekasihnya akan diperiksa juga untuk mengetahui apakah ada aset lainnya,” terangnya.

Agen First Travel berinisial DH menuturkan, Kiki yang bernama asli Siti Nuraidah Hasibuan tersebut perempuan yang menyukai perempuan lain, bahkan mereka diduga telah menikah. Ada bukti sebuah foto Kiki mencium perempuan, Kiki mengenakan jas dan kekasihnya mengenakan kebaya. ”Dia seperti itu kelakuannya,” ujarnya.

Jamaah lain yang tidak ingin disebutkan namanya, menjelaskan bahwa Kiki memang dikabarkan menyukai sesama jenis. Namun, saat berada di First Travel dia pura-pura baik, dengan bekerja mengenakan jilbab dan aurat yang tertutup. ”Tapi, kalau sudah di luar dilepas jilbabnya, dan rambutnya jambul, kelaki-lakian,” tuturnya ditemui di depan Bareskrim.

Irvan menambahkan bahwa Kiki memiliki seorang ajudan berinisial E yang berprofesi sebagai Provost. Namun, E tersebut sudah bekerja sama dengan kepolisian dan membantu sebanyak mungkin yang dia ketahui. ”Dia tidak mau ikut-ikutan kalau soal penipuan begini,” ujarnya.

Sementara Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Polri Kombespol Martinus Sitompul menjelaskan, saat ini telah ada 32 saksi yang diperiksa terkait kasus First Travel. Puluhan saksi itu kebanyakan jamaah dan ada pula mantan pegawai perusahaan jasa umrah tersebut. ”Kemungkinan saksi akan terus bertambah,” paparnya.

Terkait pelapor jumlahnya terus membengkak, bila hari pertama ada 100 orang, saat ini total pelapor yang datang langsung ke posko mencapai 820 orang. Untuk pelapor yang melalui email mencapai 761 orang. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dibukanya Crisis Center. ”Kan ada 50 ribu jamaah yang diduga belum diberangkatkan,” terang mantan kabidhumas Polda Metro Jaya tersebut kemarin.

Sementara saking banyaknya jumlah korban First Travel, saat dilakukan penggeledahan di rumah Kiki di Jalan Kebagusan Dalam, ketua RT 01 lingkungan perumahan Kiki, Abdul Kowi mengakui keluarganya juga menjadi korban First Travel. ”Keluarga saya uangnya juga belum kembali,” ujarnya.

Beruntung, polisi saat ini menyita rumah milik Kiki tersebut. Sebab, selama ini rumah tersebut tidak diketahui milik siapa. ”Saya malah tidak mengetahui ini miliki bos First Travel, baru tahu sekarang,” paparnya.(idr)