25 radar bogor

Perjuangan Bahtiar supaya Siswa Kurang Mampu Bisa Sekolah

PAHLAWAN: Bahtiar Barnas (baju kuning) foto bersama guru dan murid-murid SMK Agri Insani.
PAHLAWAN: Bahtiar Barnas (baju kuning) foto bersama guru dan murid-murid SMK Agri Insani.

Dari guru honorer hingga memiliki sekolah, bukan sekadar cerita semata. Hal ini dibuktikan Bahtiar Barnas. Ia memiliki sekolah gratis bagi warga kurang mampu. Dari guru honorer hingga memiliki sekolah, bukan sekadar cerita semata. Hal ini dibuktikan Bahtiar Barnas. Ia memiliki sekolah gratis bagi warga kurang mampu.

Laporan : Muhamad Arifal Fajar

Berawal dari tersingkirnya SMK Kornita pada 2011 lalu. IPB meminta agar sekolah tersebut  ditutup. Hal ini membuat Bahtiar tidak terima. Ia pun berusaha agar sekolah pertanian itu tetap ada. ‘Bukan tanpa alasan, karena banyak siswa berasal dari kalangan kurang mampu. Agar mereka tidak putus sekolah, Bahtiar mencoba mencari alternatif lalin. Tabungan Rp25 juta pun ia keluarkan agar sekolah tetap berjalan.

Yakni dengan menyewa gedung di SDN Cangkurawok, Kecamatan Ciampea. ”Saat itu kan SMK Kornita ditutup IPB. Jika berhenti total, kasihan anak-anak. Mereka akan putus sekolah,” ujarnya.

Perjuangan sang guru honorer ini tidak sampai di sana. Ia pun memikirkan masa depan sekolah dan para murid setelah sewa gedung di SDN Cangkurawok selesai. Tanpa pikir panjang, ia pun mengubah tanah perkebunannya menjadi bangunan sekolah.

Untuk dananya, Bahtiar bolak-balik ke Bandung karena harus mengurus ke Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat. Hingga pada akhirnya mendapatkan bantuan untuk pembangunan ruang kelas.

”Alhamdulillah saat itu ada tanah 1.000 meter persegi. Dan untuk kelas saya meminta bantuan ke pemprov. Saat itu diberi bantuan untuk membangun tiga  kelas,” tuturnya.

Bangunan sekolah selesai, tapi masih ada satu masalah lagi. Yakni untuk operasional sekolah dan honor guru. Ia pun menerapkan teaching farm bersama rekannya sesama guru serta para siswa. Sehingga semua pengeluaran bisa tercukupi.(*/b)