25 radar bogor

Hotel Diajak Bina PKL

LESU: Pedagang kaki lima (PKL) di jalur Puncak menunggu pengendara yang mampir ke lapaknya.
LESU: Pedagang kaki lima (PKL) di jalur Puncak menunggu pengendara yang mampir ke lapaknya.

CISARUA–Relokasi pedagang kaki lima (PKL) di jalur Puncak masih terus dikaji. Hal ini membuat Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda-Litbangda) Kabupaten Bogor akan menggandeng perhotelan untuk memasukkan PKL ke dalam binaannya.

”Kami berencana melibatkan hotel dan restoran yang berada di Puncak untuk menampung PKL,” ujar Kepala Bappeda Litbangda Kabupaten Bogor, Syharifah Sofiah kepada Radar Bogor, kemarin (13/8).

Upaya itu, sambungnya, menjadi salah satu alternatif untuk merelokasi PKL. Dengan demikian, hotel dan restoran yang berlokasi di pinggir jalan bisa ikut peduli menata kawasan Puncak. ”Kami mengajak kepedulian pengelola hotel dan restoran untuk menata wajah Puncak agar lebih baik lagi,” imbuh Syarifah.

Sekadar diketahui, relokasi PKL akan dimulai pada akhir Agustus ini. Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Bogor mencatat sebanyak 1.243 PKL mulai dari Ciawi hingga Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, akan ditertibkan. Menyusul pelebaran jalur Puncak yang dimulai 2018 mendatang.

Kepala Disperdagin Kabupaten Bogor, Dace Supriyadi menjelaskan, pihaknya akan menggunakan aset milik PTPN Gunung Mas untuk merelokasi PKL. Sebab, dari swasta belum menemukan titik temu. “PTPN sudah siap. Artinya, pemkab tinggal menindaklanjuti saja,” sebutnya.

Meski tempat relokasi bersifat sementara, kata Dace, lahan seluas lima hektare tersebut juga harus dilakukan cut and fill. Ia pun telah berkoordinasi dengan Bappeda Litbangda agar diadakan pertemuan.

Sehingga jika ada progres di perubahan anggaran, bisa segera ditindaklanjuti. ”Lahannya itu tidak produktif atau di atas perkebunan teh. Sehingga ini bukan pekerjaan mudah,” pungkasnya.(rp2/don/c)