25 radar bogor

Dewan Desak Gagalkan Proyek Hotel

CIBINONG-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, tiba-tiba meminta PT Sayaga Wisata Kabupaten Bogor tak melanjutkan proyek hotel di Jalan Tegar Beriman Cibinong. Padahal, Juni lalu, pemenang tender pembangunan hotel bintang tiga itu telah ditetapkan.

[ihc-hide-content ihc_mb_type=”block” ihc_mb_who=”unreg” ihc_mb_template=”3″ ]

Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bogor, Hendrayana menuturkan, pembangunan hotel tersebut tidak akan memiliki dampak bisnis yang baik bagi perusahaan pelat merah tersebut.

Menurutnya, PT Sayaga Wisata lebih baik mengurus lokasi wisata yang telah ada ketimbang mendirikan hotel. “Kalau bisa dibubarkan saja. Karena itu akan lambat dalam mengembalikan penyertaan modal yang sudah diberikan,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Sebagai anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Bogor, ia merasa kecolongan. Menurutnya, dalam penyertaan modal Rp77 miliar, tidak semua berbentuk uang melainkan sebagiannya tanah seluas 4.000 meter persegi, yang akhirnya digunakan lokasi pendirian hotel.

“Kalau uang semua mungkin tidak apa-apa. Tapi, ternyata dari penyertaan modal, ada tanah. Nah, dengan Rp36 miliar, apa bisa membangun hotel bintang tiga?” cetusnya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Bogor Nurhayanti mengungkapkan, pe­menang lelang sudah ditetapkan, maka proses selanjutnya adalah membangun. Lagi pula, kata dia, DPRD telah menyetujui penyertaan modal PT Sayaga Wisata dan telah dituangkan dalam perda. “Tak bisa digagalkan begitu saja. Pemenangnya sudah ditetapkan, dan penyertaan modal telah tertuang dalam perda,” tegasnya.

Asisten Perekonomian dan Pem­bangunan (Ekbang) Kabupaten Bogor, Rustandi berharap, PT Sayaga Wisata berkontribusi banyak pada pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bogor. Sebab, bank bjb diprediksi sudah mampu menyumbang Rp48,7 miliar dan PD Pasar Tohaga Rp1,8 miliar pada akhir 2017.

“Sebelumnya, bank bjb menyumbang Rp46,4 miliar, naik sedikit. Ini kan cukup menggembirakan. Lalu, PD Pasar Tohaga sebelumnya menyum­bang Rp652 juta dan diprediksi bisa menyumbang Rp1,8 miliar,” terangnya.

Sementara untuk yang lain, tambahnya, seperti PT Sayaga Wisata dan PT Prayoga Pertambangan dan Energi (PPE), masih stagnan dan mi­nim kontribusi. Kecuali PDAM, sudah Rp44 miliar. “Kalau PT Sayaga bisnis utamanya hotel, tapi kan belum berjalan karena belum dibangun. Kalau di sektor lain, seperti travel tidak signifikan,” pungkasnya. (rp2/c)

[/ihc-hide-content]