25 radar bogor

Pelebaran Jalur Puncak Ditentang

LANGGANAN: Salah satu titik kemacetan di Puncak yang terus berulang sejak lama.
LANGGANAN: Salah satu titik kemacetan di Puncak yang terus berulang sejak lama.

CISARUA–Solusi macet di Puncak bakal menemui jalan terjal. Pasalnya, rencana pemerintah melebarkan jalur tersebut malah menuai kritik dan penolakan dari berbagai pihak. Beberapa tokoh dan pengamat menilai, seharusnya pemerintah fokus pada penanganan kemacetan. Pelebaran dinilai bukan merupakan solusi. Warga menghendaki agar pemerintah menghidupkan dua jalur alternatif. Sebab, pelebaran dinilai akan sia-sia.

“Setelah menghimpun aspirasi, warga menginginkan pengoptimalan jalur alternatif dua sayap, bukan pelebaran,” ujar tokoh muda wilayah Puncak, Muhammad Muksin kepada Radar Bogor.

Muksin menjelaskan, pengoptimalan jalur ini mencakup sebelah utara dan selatan jalur utama. Tujuannya, tak lain meningkatkan perekonomian warga di jalur tersebut.

Sebelumnya, telah ada kajian bersama sekretaris daerah terkait optimalisasi jalur alternatif. Namun tak kunjung menemui titik temu. “Pemerintah pusat harus melihat dan menyikapi (pendapat) dari akar rumput dan harus melibatkan masyarakat, sebab ribuan jiwa bergantung hidup di sana,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Kolompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Puncak, Teguh Mulyana mengatakan, pelebaran memang diperlukan. Hanya saja, pemerintah pusat maupun daerah harus memberi ruang pada masyarakat agar tetap usaha. “Pelebaran jalur Puncak mau enggak mau harus. Tetapi tidak sewenang-wenang, sebab para pedagang di pinggir jalan dan sudah memiliki legalitas jelas harus dibuatkan rest area untuk relokasi kegiatan mereka,” cetusnya.

Selain itu, sambung dia, jangan sampai pelebaran mengganggu nasib PKL. Pasalnya, jumlahnya lebih dari seribu. Masih kata Teguh, pemerintah harusnya mengutamakan kajian pelebaran di titik kemacetan. Tujuannya, agar mengurai kemacetan.

Kritikan pedas juga datang dari pengamat tata kota Yayat Supriatna. Ia menilai pelebaran jalur Puncak bukanlah solusi kemacetan. Sebab tak berbanding dengan pertambahan kendaraan. “Pelebaran bukan serta-merta persoalan kemacetan bisa diurai. Selama jumlah kendaraan terus bertambah, maka pelebaran jalan seakan sia-sia,” ujar Yayat.

Artinya, lanjutnya, pemerintah harus punya terobosan mengendalikan kendaraan yang masuk. Sebab, jika dilebarkan, maka Puncak akan dilalui kendaraan dengan empat jalur.

“Saran kepada pemerintah, sebaiknya menyediakan bus yang beroperasi di Puncak, sehingga wisatawan tak perlu membawa kendaraannya naik,” kritiknya.
Ia juga menambahkan agar ada penataan pada jalur di titik-titik tertentu. “Untuk apa pembangunan ini jika nantinya masih ada persimpangan yang kecil? Ini harus terencana agar kepadatan bisa terurai,” cetusnya.

Rencana pemerintah ini akan melebarkan jalan mulai Simpang Gadog hingga Gunung Mas pada September mendatang.(don/c)

LANGGANAN: Salah satu titik kemacetan di Puncak yang terus berulang sejak lama.