25 radar bogor

Bentuk Poros Baru di Pilgub Jabar

BANDUNG–Muncul poros baru yang cukup mengejutkan dalam konstelasi politik jelang Pemilihan Gubernur (pilgub) Jawa Barat 2018.Adalah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pemba­ngunan (DPW PPP) Jawa Barat, Ade Munawaroh Yasin, yang melontarkan telah terbangunnya komunikasi politik yang mengarah kepada konsensus tiga sampai empat partai politik (parpol) termasuk PPP,  untuk bergabung menjadi satu kendaraan bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada pilgub mendatang.

“Saya sudah komunikasi dengan ketua Demokrat dan ketua PAN. Hasilnya sejauh ini harmonis dan sudah oke. Kalau digabung, jumlah­nya jadi 25 kursi, cukup untuk mengusung satu pasangan calon,” kata Ade kepada Radar Bandung (Grup Radar Bogor), di kantor DPW PPP Jawa Barat, Jalan Pelajar Pejuang, Bandung, Jumat (11/8).

Ade menjelaskan, situasi yang tidak menentu akibat belum jelasnya sikap hampir semua parpol menjelang pilgub, membuat pihaknya berinisitiaf menggalang poros itu.

“Suasana saat ini kan serba tidak pasti. Silakan Anda lihat, semua main klaim, itu ke sini, ini ke situ, si A ngaku didukung  partai ini,  si B ngaku dekat dengan partai itu. Tapi, belum ada satu yang pasti kan?” kata Ade Dengan kondisi itu, Ade menandaskan, pihaknya merasa perlu mengambil inisiatif membuat manuver sehingga berbagai kemungkinan koalisi antarparpol itu semakin jelas terpetakan, dan lebih mungkin diwujudkan.

“Setidaknya ada kerangka koalisinya dulu. Dengan Demokrat, dan PAN, kami sudah terjalin harmonis, dan satu visi. Lalu, dengan PKB dan Hanura pun dalam waktu dekat komunikasi itu akan dilakukan. Prinsipnya, kami buat dulu kendaraan besarnya dulu, lalu memilih siapa yang akan dicalonkan. Bukan sebaliknya,” tandas pemimpin perempuan yang akrab dipanggil Teh Ade ini.

Jika pada akhirnya poros PPP, Demokrat, PAN itu diresmikan, Ade mengatakan, semua nama yang saat ini digadang-gadang menjadi kandidat balongub, punya peluang yang sama untuk diusung oleh gabungan ketiga partai tersebut.

“Semua nama yang beredar, dan konon telah disurvei itu, punya peluang. Termasuk yang dari internal PPP sendiri,” kata Ade. Ditanya apakah pimpinan pusat partai masing-masing dapat mengamini langkah koalisi di Jawa Barat dan merestui paslon yang akan diusungnya, Ade menegaskan hal itu menjadi garapan selanjutnya “Itu soal nanti. Sejauh ini saya yakin pimpinan pusat juga akan mengede­pankan local wisdom. Artinya, situasi dan peta politik di daerah akan menjadi pertimbangan penting pimpinan pusat,” jelas Ade.

Bagaimanapun, kata Ade, salah satu tugas dari seluruh partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi adalah melakukan seleksi dan rekrutmen awal calon pemimpin yang nantinya ditawarkan kepada masyarakat untuk dipilih secara demokratis.

“Dengan langkah ini, kami menegaskan fungsi parpol sebagai pilar demokrasi. Dan kami tawarkan alternatif, mudah-mudahan menjadi solusi bagi warga Jawa Barat,” pungkasnya.(krn)