SUKAMAKMUR–Mengantisipasi adanya doktrinasi paham-paham radikal, Muspika Sukamakmur mengadakan sosialisasi tentang wawasan kebangsaan di kantor Desa Sukadamai, kemarin.
Acara ini dihadiri Camat Sukamakmur Zaenal Ashari, Danpos Ramil Sukamakmur Pelda Darsun, Sekretaris MUI Sukamakmur Ustadz Abd Azis, Kades Sukadamai Jaon Latifah, Kepala UPF, Kepala Desa Sukadamai Silvy, serta Kepala SMPN 1 Sukamakmur.
Kapolsek Sukamakmur, Iptu Hendra Kurnia mengatakan, pengaruh paham radikal sudah cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, aktivitas doktrinasi sudah menyentuh kalangan pelajar. “Mereka sudah masuk ke sekolah. Makanya, kita harus lebih waspada,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Dia minta anggotanya melakukan sweeping di tempat-tempat mencurigakan karena anggota Polri menjadi sasaran teroris dan kaum radikal. “Kewaspadaan sangat penting. Makanya, kami lakukan antisipasi,” ucapnya.
Anggota polisi menjadi sasaran penikaman di Mabes Polri Jakarta dan Polda Sumatera Utara belum lama ini, salah satu contohnya. Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pelaku teror lone wolf beraksi tanpa jaringan.
“Mereka meradikalisasi diri dengan membaca situs-situs radikal,” ujar Tito. Dari situ, mereka terinspirasi melakukan aksi teror. Beberapa contoh aksi teror lone wolf adalah kasus penyerangan terhadap polisi di Medan dan Masjid Falatehan. Kemudian, bom panci di Bandung, serta pemasang bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama.
Menurut Hendra, upaya menghadapi teroris lone wolf juga harus dilakukan dengan kontra-radikalisasi. Di antaranya dengan masuk ke sekolah-sekolah. Ini untuk melindungi masyarakat agar tidak terkena paham radikal.(azi/c)