25 radar bogor

Warga Bebas Gunakan Fasilitas Desa

PELAYANAN: Pemerintah Desa Nambo berusaha memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat, termasuk penggunaan mobil desa untuk mengantar warganya jika ada yang sakit.
PELAYANAN: Pemerintah Desa Nambo berusaha memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat, termasuk penggunaan
mobil desa untuk mengantar warganya jika ada yang sakit.

KLAPANUNGAL–Minimnya fasilitas mobil desa tidak hanya membuat pelayanan kesehatan warga tak maksimal. Kondisi itu juga menuai fitnah kepada kepala desa selaku pimpinan tertinggi di tingkat desa. Ini diakui beberapa kepala desa di Kecamatan Klapanunggal.

Salah satunya dialami Kepala Desa Nambo, Emisi NS. Dia mengaku tidak pernah menolak warga menggu­nakan mobil desa. Justru, pemerintah desa memberi kebebasan kepada warga yang membutuhkan mobil untuk kepentingan kesehatan.

“Boleh ditanya ke semua warga. Mobil desa bebas dipakai siapa pun. Bahkan, mobil pribadi saya sering dipakai warga untuk kepentingan berobat,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Sedihnya, kata dia, sekalinya pertolo­ngan diberikan para kader partai dengan mobil ber­simbol partai, justru meng­hilangkan kebaikan pemerintah desa yang sudah beberapa kali membantu warganya.

“Sudah belasan kali korban kami antar. Baik dengan mobil CSR Indocement atau mobil Siaga Desa bantuan dari Pemkab Bogor,” terangnya. Bahkan, kades secara pribadi membe­rikan uang saku untuk korban. Dengan harapan, korban dan keluarganya tak terbebani bensin.

“Sebenarnya tak etis kalau saya ungkit. Tapi, karena persoalannya ini sudah menjadi fitnah kepada saya, maka harus saya ceritakan yang sebenarnya,” tuturnya.
Kades mengaku malu dengan Pemerintah Kabupaten Bogor karena bantuan masyarakat yang diberikan tidak difung­sikan semestinya. Padahal, mobil bantuan itu jarang berhenti lantaran terus digunakan warga.

“Kalau warga tidak bisa pakai mobil, itu karena sedang dipakai warga lain yang sedang sakit. Jadi, harus dimaklum karena banyak warga membutuhkan,” tuturnya. Ia juga menyesalkan sikap oknum partai yang mempolitisir nasib salah satunya warganya.

Ditambah lagi, tindakan oknum itu telah menyakiti para staf desa, kadus, dan kader kesehatan dengan fitnah yang disebar. “Warga akan simpatik jika partai mempromosikan gerakannya dengan santun. Bukan dengan cara memfitnah seperti ini,” sindirnya.

Pernyataan kades dibenarkan saudara pasien, Sunarya (48). Dia mengaku, saudaranya berutang budi kepada desa. Sebab, sebelum ada bantuan dari para kader partai, lebih dulu pihak desa yang membantu.

“Sebelumnya saudara saya (Anta, red) diantar ke RS Ciawi, kemudian ke RS PMI. Sudah belasan kali kami gunakan mobil desa. Jadi, tidak benar kalau desa menolak kami menggunakan fasilitas desa,” tukasnya.(azi/c)