25 radar bogor

Cara Berpendidikan ala Mirdas Eka Yora

Pendidikan yang baik, pendidikan tidak berorientasi kepada hasil semata, tetapi juga kepada proses. Model pendidikan yang hanya berorientasi pada hasil inilah yang membuat anak didik kehilangan kreativitas dan sulit berkembang.

Laporan: Andika Try Wiratama

Ketua Yayasan Fajar Hidayah Cibubur, Mirdas Eka Yora, sangat menyayangkan pendidikan di Indonesia yang masih menitikberatkan pada hasil, bukan proses. “Pendidikan saat ini menjadikan anak didik sebagai pengikut saja,” terangnya.

Menurut pria kelahiran Padang, 23 Juni 1970 ini, setiap anak didik merupakan sosok individu yang unik dengan kemampuan dan bakat berbeda-beda, sehingga butuh model pendidikan tepat dalam mendidiknya.

Inilah yang membuat Mirdas membangun lembaga pendidikan di bawah Yayasan Fajar Hidayah. Melalui yayasan ini, ia menerapkan sistem pelajaran seperti di Inggris, yaitu tidak ada tinggal kelas ataupun juara kelas. Suasana belajar dibuat menyenangkan. “Pelajaran akan mudah diterima kalau suasananya enjoy,” tuturnya.

Metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode pendidikan kreatif atau lebih dikenal dengan metode creative thinking. Peserta didik diberikan pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitasnya. Metode yang diterapkan 90 persen menggunakan barang bekas. “Kami berusaha menciptakan pendidikan unggul, baik di desa maupun kota,” ujarnya.

Awalnya, lanjut Mirdas, sistem pembelajaran yang diterapkan bersama sang istri terlihat asing bagi masyarakat Indonesia, termasuk Dinas Pendidikan. Beski begitu, ia tidak patah semangat. Mirdas aktif mengikuti berbagai kegiatan Dinas Pendidikan. Upayanya pun membuahkan hasil. Kini, mereka punya tiga cabang sekolah, yaitu di Sentul, Aceh, dan Kota Deltamas.

Suami dari Draga Rangkuti ini menje­askan, pendidikan kreatif tidak hanya diterapkan pada anak didik. Namun, pengajar yang harus memahami metode. Dengan menjalin kerja sama, Mirdas juga menularkan metode ini ke Singapura, Hungaria, dan Italia.(dka/c)