PARUNGPANJANG–Para supplier resmi bahan material tidak mau menyuplai bahan material untuk pembangunan perumahan di Desa Kabasiran, Kecamatan Parungpanjang. Ini tak lain akibat ulah premanisme dan penghadangan kendaraan supplier.
“Kontraktor dan supplier resmi tidak ada yang mau karena Desa Kabasiran sudah masuk daftar hitam. Ini karena sulitnya bekerja serta tidak adanya suplai material. Banyak ancaman terjadi di daerah itu,” ujar salah seorang pekerja pembangunan perumahan PT BTJ yang namanya enggan dikorankan.
Sementara itu, sejumlah warga setempat mengaku premanisme yang dilakukan sekolompok warga itu bukan tanpa alasan. Di mana, banyak warga yang hanya mendapat dampak buruk dari bisnis properti di wilayahnya.
“Dari dulu banyak pengembang yang seenaknya membangun tanpa mementingkan warga sekitar,” ujar DD (48), warga Desa Kabasiran, Kecamatan Parungpanjang, saat ditemui Radar Bogor, kemarin. “Tapi itu oknum dan kelompok-kelompok,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk suplai bahan material, seperti pasir, warga mengambil pasir dari Rumpin atau Gunungsindur. Tentunya dengan harga yang murah dan dijual kembali kepada pengembang dengan harga jauh lebih mahal.
“Intinya cuma jualan saja. Beli pasir dengan harga murah dijual dengan harga lebih mahal,” tuturnya.
Sedangkan untuk kasus premanisme oleh oknum warga Kabasiran terhadap pekerja PT BTJ, sedang dalam proses pemeriksaan saksi-saksi. Sebab, kasus premanisme kepada pekerja dan pengembang perumahan itu telah dilaporkan ke Polsek Parung Panjang. “Sedang dalam proses riksa saksi-saksi. Saat ini sudah ada beberapa orang yang di-BAP,” ujar Kapolsek Parungpanjang, Kompol Lusi kepada Radar Bogor.(all/c)