25 radar bogor

Apa Itu Post Power Syndrome

Indah, pensiunan dari kepala divisi sebuah perusahaan di Jakarta. Setelah satu bulan masa pensiun, Indah merasa murung dan sedih hingga terbaring di rumah sakit. Setelah didiagnosa dokter, Indah tak menderita penyakit apapun namun kondisinya lemah seperti orang sakit. Setelah diterapi di tempat yang sama, Indah ternyata menderita Post Power Syndrome.

Post power syndrome adalah gejala yang terjadi di mana penderita hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalu, seperti kekuasaan, jabatannya, kecantikannya, ketampanannya, kecerdasannya dan lain-lain. Seakan-akan, ia tidak bisa memandang realita yang ada saat ini. Kendati begitu, post power syndrome bukan bentuk gangguan jiwa atau masalah kejiwaan.

Post power syndrome dapat terjadi karena seseorang kurang memiliki persiapan dalam kehilangan kebangaaannya di masa lalu, karena saat ini kehilangan hal yang dibanggakan tersebut. “Sebetulnya istilah post power syndrome bukan merupakan gangguan jiwa, namun akan menjadi mengganggu ketika penderita tidak bisa menyesuaikan diri. Jika nantinya menjadi hal yang berkelanjutan akan mengarah ke depresi,” jelas Dokter Spesialis Kejiwaan Riati Sri Hartini, Msc, Sp.KJ di RS PMI Bogor.

Secara fisik gejala yang bisa terlihat dari penderita post power syndrome adalah tidak bersemangat, layu dan lemas. Secara emosional, gejalanya bisa dirasakan akan lebih mudah tersinggung, murung dan sedih, karena emosinya terganggu maka sedikit banyak mempengaruhi aspek perilaku seperti sering membicarakan kehebatannya di masa lalu, tidak mau kalah dan sering menunjukkan kemarahan.

“Jika post power syndrome berkelanjutan dan tidak bisa menyesuaikan diri dengan kondisi yang sekarang, bukan hanya dapat mengganggu pikiran, juga bisa menganggu secara fisik, namun tidak secara langsung. Awalnya depresi atau ada kecemasan, nantinya akan muncul stres kronis yang akan mempengaruhi metabolisme tubuh juga,” jelasnya.

Faktor yang menyebabkan post power syndrome terjadi adalah pensiunan, PHK, kehilangan kebanggaan secara fisik yang menyebabkan kehilangan segala potensinya. Post power syndrome bisa menyerang laki-laki ataupun perempuan, tua maupun muda, namun yang membedakan adalah dari segi reaksi yang diterima karena perempuan secara emosi lebih sensitif dibandingkan laki-laki. (cr6/c)