25 radar bogor

Optimistis Bebas Sampah Tahun 2020

KAMPANYE BEBAS SAMPAH: Para siswa mengikuti lomba menggambar lingkungan hidup di Taman Kencana, kemarin (6/8). Nelvi Radar Bogor
KAMPANYE BEBAS SAMPAH: Para siswa mengikuti lomba menggambar lingkungan hidup di Taman Kencana, kemarin (6/8). Nelvi Radar Bogor

BOGOR–Genderang untuk memerangi sampah di Kota Bogor terus ditabuh. Setelah sukses memantik kepedulian para ketua RT terhadap lingkungan melalui program Lomba Kebersihan antar RT se-Kota Bogor. Kini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor mulai melebarkan sayapnya dengan menysar kalangan pelajar dan para guru.

Kemarin (6/8) ratusan siswa mengam­panye­kan Bogor Bebas Sampah 2020. Kampanye diisi dengan lomba menggambar lingkungan hidup yang diikuti ratusan siswa SD, SMP, hingga SMA se-Kota Bogor, di Taman Kencana.

Kepala DLH Kota Bogor, Elia Buntang mengatakan, tahun 2016 volume sampah di Kota Bogor per harinya mencapai 650 ton, tetapi tahun ini menurun di bawah 600 ton. Dia menilai, jika penanganan sampah hanya mengandalkan pemerintah, maka tidak akan tertangani. Untuk itu, yang terpenting perlunya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah, salah satunya mendaur ulang sampah.

“Kami terus menyosialisasikan penanganan sampah hingga ke kelurahan, dengan harapan Kota Bogor pada 2020 bisa bebas sampah,” kata Elia pada kegiatan Hari Lingkungan Hidup yang mengusung tema ’Bogor Bebas Sampah 2020’.

Para pelajar dan guru, kata dia, menjadi sasaran utama menyosialisasikan penanganan sampah. Bisa dibayangkan, jika seluruh pelajar di Kota Bogor dari tingkat TK hingga SMA bahkan perguruan tinggi membawa sampah organik di setiap harinya untuk didaur ulang, entah itu menjadi kompos atau lainnya.

“Sampah organik itu kan jika tidak tercampur dengan sampah anorganik baunya akan lebih lama, artinya tidak cepat bau. Nah, sampah-sampah organik inilah yang kemudian bisa dimanfaatkan. Asalkan ada lubang biopori, sudah cukup, semisalnya bisa jadi kompos,” tuturnya.

Lalu sampah non-organik, bisa diolah lewat bank sampah. Tahun ini ditargetkan berdiri 233 unit bank sampah. Masyarakat pun tidak perlu khawatir, jika sampah non-organik yang telah dikumpulkan tidak akan laku. Sebab, DLH menjamin sampah non-organik yang dikumpulkan ke bank sampah akan berbuah hasil.

“Dengan begitu, ada pemanfaatan sampah organik, juga daur ulang sampah non-organik. Jika begitu sampah-sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah akan menyusut,” beber dia.

Sejauh ini, buah hasil sosialisasi soal pengelolaan sampah adalah Kota Bogor kembali mendapatkan sertifikat Adipura. Hal itu juga tak lepas dari dibentuknya Bank Sampah Berbasis Aparatur (Basiba).

“Target kami mendapat Adipura Kencana dan optimistis pada 2020 Kota Bogor Bebas Sampah. Tahun depan, ada kompetisi siapa yang mengumpulkan sampah organik terbanyak. Kalau sudah begitu, tingkat kesadarannya sudah tinggi. Masyarakat hari ini keluar uang. Nantinya mereka yang dapat uang dari sampah yang dikumpulkan,” beber dia.

Itulah yang menurut Elia terjadi pada Kelurahan Katulampa. Berkat keuletan masyarakatnya, kini banyak orang yang berdatangan, menjadi sponsor untuk pengembangan Katulampa. Yang sudah diketahui banyak orang, bahwa dulu Katulampa berada di kondisi yang kumuh. “Tapi lihat sekarang, warga bisa bermain-main di sungai Katulampa yang bersih, memang tidak mudah dan butuh waktu tak sedikit. Tapi saya kira semua kelurahan bisa seperti itu,” kata dia.(wil/c)