25 radar bogor

Cimahpar Darurat Curanmor

BOGOR–Seringnya terjadi tindak kriminal pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, membuat warga geram. Kemarin (6/8) empat warga yang menjadi korban curanmor, ber­kum­pul dan men­curah­kan kekecewaan­nya lang­sung ke Kapolsek Bogor Utara, Kompol Wawan Wahyudin di kediaman salah satu korban yang juga tokoh masyarakat setempat, Iwan Kusmawan.

Tercatat, sudah sekitar 11 kendaraan bermotor raib dicuri terhitung sejak Maret lalu. Teranyar, peristiwa curanmor terjadi pada waktu bersamaan, Sabtu (5/8) dini hari, di dua rumah berbeda yang beralamat di RT 02/08 Kelurahan Cimahpar. “Yang pertama motor istri saya dan yang kedua ada ke sekolah ataupun ke warung-warung di warga sekitar,” jelas Iwan di hadapan awak media.

Kedua motor yang hilang pada malam itu memiliki jenis yang sama, yakni Honda Beat. Motor milik istrinya warna putih bernomor polisi F 6231 CQ, sedangkan milik warga lainnya warna putih bernomor polisi F 6503 BS.

Meski keduanya sudah melaporkan kejadian ke kantor Polsek Bogor Utara, Iwan mendesak pihak kepolisian dengan menghadirkan langsung Kapolsek Bogor Utara Kompol Wawan Wahyudin ke rumahnya. Ia meminta agar peristiwa curanmor yang terbilang sering di Kelurahan Cimahpar dapat ditekan. “Sudah kami laporkan ke polsek. Kalau belum tertangani akan kami bawa ke polresta, bahkan hingga ke polda,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Kapolsek Bogor Utara Kompol Wawan Wahyudin mengatakan, tingkat kerawanan curanmor di Kecamatan Bogor Utara berlaku merata. Ia menyebutkan, dalam sepekan rata-rata ada empat laporan kejadian curanmor yang masuk ke kantornya. “Korban curanmor itu kadang ada yang tidak mau lapor, seminggu bisa empat. Semua wilayah, tingkat kerawanannya merata,” ujarnya di tengah-tengah diskusi.

Namun, dari sekian banyak laporan masuk ke kantornya, tidak lebih dari 50 persen dapat terungkap siapa pelakunya. Tak hanya di Polsek Bogor Utara, menurut Kompol Wawan, hal serupa juga dialami semua polsek di bawah Polresta Bogor Kota.

Ada beberapa kesulitan yang dianggapnya menjadi kendala dalam proses pengungkapan. Mulai dari jarang adanya saksi di berbagai peristiwa, hingga tidak adanya CCTV di tempat kejadian perkara (TKP). ”Terkadang, ada yang mungkin tahu pelakunya A, B, C, D, tapi mereka takut melaporkan. Itu yang menjadi kesulitan bagi kami,” tandasnya.(rp1/c)