25 radar bogor

Selamat Jalan DR OZ

JAKARTA–Seluruh keluarga sebenarnya sudah sangat menunggu momen istimewa itu. Ryan Thamrin, sang putra kebanggaan, mengakhiri masa lajang. “Rencananya di tahun ini. Meski siapa calon istrinya dia belum pernah cerita,” kata Atik Suhada, tante Ryan, kepada pewarta.

Tapi, Tuhan berkehendak lain. Kemarin dini hari WIB, pukul 03.30, di kediaman abangnya di Pekanbaru, dokter yang melambung namanya saat menjadi presenter acara televisi Dr. OZ Indonesia itu berpulang di usia 39 tahun.

Berpulangnya dr Ryan Thamrin, tidak hanya menjadi pukulan bagi keluarga atau pa­sien­nya. Hal yang sama juga dira­sakan oleh sahabat dok­ter yang mengambil spe­sialis seksologi dan re­produksi itu. Di antaranya ada dokter Boyke Dian Nu­graha, Reisa Broto Asmoro, dan Lula Kamal.

”Saya sangat sedih, sahabat-sahabat saya berpulang. Mulai dari Olga Syahputra, Jupe, sekarang dokter Ryan,” ujar Boyke kemarin (4/8). Boyke dan Ryan merupakan sahabat dekat yang dipertemukan karena pekerjaan. Mulai dari sempat membintangi iklan televisi, sempat ikut kuis bersama (Family 100 yang dibawakan Eko Patrio) sampai sama-sama menjadi pembicara untuk seminar di berbagai kota.

Pertemuan terakhir Boyke dengan almarhum Ryan, enam bulan lalu. Kala itu keduanya mengisi sebuah seminar di Palu, Sulawesi Tengah. Sama sekali Boyke tidak menyangka, itu merupakan perjumpaan terakhir dengan Ryan.

”Dia itu susah tidur, jadi kalau bangun lesu. Saya tanya ke dia kenapa lesu, dia jawab insomnia, susah tidur,” kata Boyke. ”Menurut saya dia terlalu kecapekan. Karena dia dokter, masih mengisi berbagai acara dan seminar. Sehingga buat dia jadi drop,” sambung Boyke.

Tapi, Boyke tidak mengetahui apakah Ryan pernah memiliki riwayat penyakit tertentu. Sahabatnya itu jarang bercerita. Dan yang pernah dikatakan Ryan dahulu, dia hanya sempat mengeluhkan susah tidur.

Hal yang sama juga diungkapkan Lula Kamal. Dokter yang juga aktris itu tidak mengetahui penyebab temannya meninggal. ”Saya hanya tahu dari tahun lalu dia memang sakit. Tapi saya juga kurang tahu (sakit apa),” ujar Lula.

Seperti Boyke, Lula juga pernah bermain dalam kuis Family 100 bersama Ryan. Itu merupakan terakhir kali mereka bertemu. Saat itu, Ryan sudah tidak lagi membawakan acara Dr. OZ Indonesia bersama rekannya Reisa Broto Asmoro. ”Karena dia sempat sakit jadi istirahat dulu dari acara itu setahun yang lalu,” kata Lula.

Reisa yang merupakan rekan kerjanya dalam acara tersebut memang membenarkan bahwa Ryan undur diri ke Pekanbaru sejak satu tahun lalu. Namun, Ryan mengungkapkan alasan pulang kampung karena ingin menghabiskan waktu bersama keluarganya. ”Karena sejak berpuluh tahun lalu, dia jarang banget ketemu keluarga. Semenjak kuliah di Jogja. Dia bilang cuma mau spend time sama keluarganya,” kata Reisa dijumpai di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, kemarin (4/8).

Meski hubungannya dengan almarhum sangat dekat, sudah seperti kakak adik, tetapi Reisa tidak mengetahui pasti penyakit yang diderita Ryan. ”Saya baru dengar dari keluarganya di Rumpi (acara televisi) karena sakit.

Tapi, dia itu enggak pernah bilang kalau dia sakit, ke aku atau siapa pun. Orangnya memang nggak pernah mau membebankan masalah dirinya ke orang lain. Kalau ada masalah, atau ada apa pun dia tidak pernah cerita,” kenang Reisa yang terakhir bertemu Ryan saat syuting terakhir di acara Dr. OZ Indonesia satu tahun lalu.

Di mata ketiganya, Ryan merupakan sosok dokter yang sangat baik dan begitu pengertian terhadap orang lain. Dia pun bukan orang yang ingin membebani orang lain dan cenderung tertutup.

Dinukil dari laman detik, Nefri, salah satu sahabat keluarga dr Ryan menyatakan bahwa sahabatnya itu memang memiliki penyakit kanker otak. ”Dia sakit kanker otak, baru ketahuannya seminggu lalu, sudah sempat pengobatan,” ujarnya.

Di mata keluarganya, Ryan dikenal sebagai sosok pekerja keras. Namun, hingga usianya 39 tahun, pemilik nama Hesta Meiriansyah bin Husni Thamrin itu masih berstatus lajang.

Sepupu korban, Doni Apriyaldi mengatakan, Ryan masih melajang lantaran dia disibukkan dengan berbagai kegiatan. “Saking rajin berkaryanya lupa berkeluarga. Dia selalu asyik dengan selalu dengan dunianya,” kata Doni di rumah duka, Gang Kesabaran Nomor 2, Jalan Kesadaran, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya, Kota Pekanbaru.

Soal asmara, Ryan nampaknya memang tertutup. Namun, ia pernah menuturkan fakta dalam sebuah perbincangan pada 2013 silam. Kala itu Ryan mengaku pernah memiliki dua pacar sekaligus.

”Punya pacar satu pernah. Punya pacar dua, pernah, tapi yang satunya pasti enggak bisa serius, hahaha,” ujarnya. Ia juga pernah berkata suatu hari nanti akan menikah dengan wanita yang mau mengerti dirinya. ”Seiring berjalannya usia, yang kita lihat dari wanita bukan soal fisik lagi,” bebernya. Sayangnya, harapan untuk menikah belum terwujud hingga ia mengembuskan napas terakhirnya.

Ryan yang sedang melanjutkan pendidikan spesialisnya itu merupakan anak keempat pasangan Husni Thamrin dan Mia Thamrin. Dia besar di Tanjungpinang dari SD sampai SMA. Sejak kecil, Ryan sudah ditinggalkan ayahnya.

Menjadi yatim sejak kecil, Ryan merupakan anak pintar dan menempuh pendidikan dokter di Universitas Gadjah Mada. Menurut Doni, Ryan adalah sosok yang menjadi pengayom bagi saudaranya dan keponakannya. Sudah setahun dia berada di Pekanbaru dan tinggal di rumah kakak perempuannya, Yuli Thamrin, di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Dia juga berhenti dari acara Dr. OZ Indonesia yang membesarkannya sebab menderita mag akut.

Selama di Pekanbaru, Ryan menjalani rawat jalan di salah satu rumah sakit di Malaka, Malaysia. Bahkan sehari sebelum meninggal, Ryan memutuskan tinggal di rumah kakak tertuanya, Ferdi Thamrin. Sedangkan ibunya di Tanjung Pinang sering juga ke Pekanbaru.

Tetangga Ryan, Peter warga Gang Tiup-tiup, Kelurahan Tanjungunggat, mengatakan sejak kecil mereka memanggilnya Ryan. “Masa kecil Ryan memang di sini. Sampai akhirnya dia kuliah di Yogya,” kata Peter.

Rumah keluarga Ryan dan rumahnya hanya terpisah jalan setapak. Bernuansa kuning lembut, rumah berpagar hitam ini tertutup rapat. Menurut Peter, rumah tersebut sebelumnya hanya dihuni Famiah, ibu dari Ryan.

”Tante Miah sering ke Jakarta atau ke Pekanbaru. Termasuk kali ini, kami taunya tante ke Pekan. Ke rumah abangnya Ryan,” ucap Peter sembari sesekali melihat ke sisi kirinya, bagian muka dari rumah keluarga Ryan.

Mengenal Ryan sedari sekolah dasar, Peter yakin Ryan sangat mirip dengan sosok mendiang ayahnya. Dari perawakan hingga pembawaannya. ”Saya tak heran kalau dia bisa jadi seperti sekarang. Dari dulu anaknya memang pintar sekali,” kata Peter.

Setiap kali waktunya pembagian rapor sekolah, Ryan selalu menjadi juara di kelasnya. Kendati menjadi juara, Ryan pun tetap tak tebang pilih dalam berteman. Ramah, sopan dan pendiam, kesan lain dari kalangan terdekatnya di tempat masa kecilnya dulu. Bahkan ia tak segan-segan memeluk para tetangga yang ia tuakan. ”Rasanya sudah seperti keluarga sendiri. Karena memang dari zaman kakeknya Ryan saja keluarga kami sudah saling kenal,” beber Peter lagi.

Ryan kecil yang tumbuh menjadi seorang dokter nan berprestasi masih dikenal dengan kesan yang sama. Apalagi setelah kemunculan perdananya di layar kaca. ”Saya ingat ibunya waktu itu yang kasih tahu ke kami. Nonton Ryan ya oma nanti ada di TV, kata tante ke ibu saya waktu itu,” tambah Peter.

Pengalaman yang sama juga dituturkan tetangga di sisi kiri rumah Ryan, Yanti. ”Kami semua heboh mau nonton Ryan. Rupanya dia yang jadi Dokter Oz itu,” ujar aku Yanti.

Ryan yang juga alumni dari model majalah remaja, Aneka Yess ini, tentunya memukau siapa saja dengan senyuman tiga jarinya. ”Ryan sampai sudah terkenal masih sama dengan Ryan yang kami kenal,” papar Yanti bernada sendu.

Meski telah tenar, dia bahkan tak sungkan bergaul dengan para tetangganya seperti dulu. ”Terakhir jumpa, sekitar tiga atau empat tahun lalu. Dia lagi terima telpon di sana, tapi masih sempat lambai-lambai kami yang lagi nyapu,” ungkap Yanti.

Kini senyum manis sang dokter, tinggallah kenangan. Bagi siapa pun yang pernah mengenalnya. Segala yang baik-baik dalam hidupnya yang singkat, telah Ryan berikan kepada dunia.(glo/far)