25 radar bogor

Unhan Bantu Kurangi Risiko Bencana

Azis/Radar Bogor/c PELATIHAN: Warga dan para pelajar mendapat pelatihan dasar manajemen bencana dari mahasiswa Unhan di Kampung Ponteng, Desa Sukahati, kemarin.
Azis/Radar Bogor/c
PELATIHAN: Warga dan para pelajar mendapat pelatihan dasar manajemen bencana dari mahasiswa Unhan di Kampung Ponteng, Desa Sukahati, kemarin.

CITEUREUP–Bencana alam bisa diantisipasi. Salah satunya dengan mengetahui risiko bencana dan manajemen pengelolaan bencana. Begitu juga dengan risiko bencana yang bisa diminimalisasi.

Ini menjadi pembahasan mahasiswa Universitas Pertahanan (Unhan). Melalui Program Kreatif Mahasiswa (PKM) Pasca­sarjana, mereka mengadakan pelatihan dasar manajemen bencana di Kampung Ponteng, Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup, kemarin (2/8).

Sekretaris LP2M Unhan, Dr Rudy Lakmono menerangkan, pengurangan risiko bencana ini pembekalan keahlian berupa pemetaan manajemen bencana serta penguasaan teknik pembuatan jalur evakuasi di Kecamatan Citeureup.

“Dengan keahlian itu, risiko bencana bisa kita siasati agar tak memakan banyak korban,” ujarnya kepada wartawan, kemarin. Menurut dia, hal terpen­ting harus diupayakan dalam mengurangi bencana, yakni dengan meminimalisasi resiko serta dampak kerugian akibat bencana.

“Jika semua itu sudah terencanakan dengan baik, maka efek bencana tak akan meluas,” tuturnya. Lebih lanjut dia menerangkan, sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, maha­siswa Unhan melalui PKM Pascasarjana menggelar pelatihan dasar manajemen bencana, pemetaan manajemen bencana dan pembuatan jalur evakuasi.
Dengan begitu, mahasiswa Unhan, pemuda, dan masyarakat bisa siap di segala kemungkinan untuk membantu.

“Kami memberikan pengetahuan keterampilan sikap dan perilaku sebagai generasi pelopor dalam lingkup satuan tugas yang berperan dalam membantu penanggulangan bencana,” terangnya.Rencananya, pelatihan ini dilakukan selama tiga hari. Agenda itu pun mendapat respons baik dari Camat Citeureup, Asep Mulyana.

Camat berharap pelatihan itu terus meluas hingga memberikan pengetahuan yang besar manfaatnya. Terlebih, Bogor menjadi salah satu daerah rawan ben­cana. “Semoga saja setelah peserta diberi­kan ilmu dapat menjadi pelopor tanggap bencana,” pungkasnya.(azi/c)