25 radar bogor

Target Adipura Tahun Depan

SEMRINGAH: Wali Kota Bima Arya dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Elia Buntang, menerima sertifikat Adipura 2017, pada Malam Anugerah Lingkungan, di Auditorium Manggala Wanabakti, bilangan Gatot Subroto, Jakarta tadi malam.
SEMRINGAH: Wali Kota Bima Arya dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Elia Buntang, menerima sertifikat Adipura 2017, pada Malam Anugerah Lingkungan, di Auditorium
Manggala Wanabakti, bilangan Gatot Subroto, Jakarta tadi malam.

JAKARTA–Pemkot Bogor kembali diganjar penghargaan. Tadi malam, Wali Kota Bima Arya dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Elia Buntang, menerima sertifikat Adipura 2017, pada Malam Anugerah Lingkungan, di Auditorium Manggala Wanabakti, bilangan Gatot Subroto, Jakarta.

Kepada Radar Bogor, Bima mengaku bersyukur atas capaian yang berhasil diraih atas kerja keras tim pemkot. Capaian ini dianggapnya sebagai prestasi dan ukuran kinerja, sehingga menjadi pelecut untuk ke depannya.

“Alhamdulillah Kota Bogor kembali diapresiasi atas kinerjanya. Ada capaian-capaian yang dianggap lebih daripada tahun-tahun sebelumnya. Mudah-mudahan ini bisa kita tingkatkan lagi tahun depan untuk mem­per­oleh piala Adipura,” ujar Bima.

Di momen yang sama, penghargaan Kalpataru diberikan langsung oleh Presiden Jokowi pada pegiat lingkungan yang dinilai berjasa. Selain Kalpataru, diberikan pula penghargaan Adipura Kencana, Adiwiyata, serta Nirwasita Tantra. Presiden juga membuka secara resmi Rakernas LHK tahun 2017 yang akan membahas berbagai isu kehutanan, mulai dari reformasi agraria, konsesi lahan, hingga konservasi.

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan bahwa Kalpataru diberikan pada individu atau kelompok yang berjuang dan merintis penyelamatan lingkungan atas prakarsa sendiri. Adipura diberikan pada daerah yang berhasil menyelesaikan masalah lingkungan seperti sampah, ruang terbuka hijau (RTH), dan pencemaran air.

Sementara Adiwiyata diberikan pada sekolah yang melakukan aktivitas yang efisien dalam penggunaan kertas, listrik, berhasil mengelola sampah, serta memberikan pendidikan tentang lingkungan. Sedangkan Nirwasita Tantra diberikan pada pemerintah yang mampu menjaga konservasi di daerahnya. “Nirwasta diberikan pada tiga gubernur, tiga bupati, dan tiga wali kota,” katanya.

Penghargaan Kalpataru diberikan kepada enam orang pejuang lingkungan. Masing-masing adalah Anwar dari Sumatera Utara, Agus Bei dari Kalimantan Timur, Mahariah dari DKI Jakarta. Heri Supriyatna dari Jawa Barat, Saptono Tanjung dari Yogyakarta, dan Lefrand Adam Singai dari Kalimantan Utara.

Selain perorangan, penghargaan juga diberikan pada Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih di Desa Perancak, Jembrana, Bali. Kelompok Nelayan Samudera Bakti Banyuwangi, Kelompok Pecinta Alam Isyo Hill’s Repang Mua’if dari Jayapura, Papua. Serta Kelompok Masyarakat Pengawas Danau Lindung dari Kalimantan Barat.

Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden Jokowi. Amwar, misalnya. kakek yang tinggal di Deli Serdang tersebut mengisi hari-harinya dengan menanam bibit Mangrove di pantai dekat rumahnya. Tidak hanya siang hari, tapi juga malam hari. “Sudah ratusan hektare, saya tidak ingat, Pak,” katanya saat diundang Presiden naik ke atas panggung.

Bibit didapat Anwar dengan menanam secara mandiri di depan rumahnya. Hasilnya lumayan besar. Pada 2013, Anwar mengaku bisa mengirim sampai 5.480 bibit Mangrove ke berbagai daerah di Sumatera. “Ke Aceh, Mandaling Nata, Nias, Sumbar, Bangka Belitung juga pernah Pak,” katanya.

Sementara Alex Waisimo, bersama kelompok pecinta alam Isyo Hill’s miliknya bergiat untuk menjaga dan mengenalkan populasi burung cendrawasih di daerah mereka, Nimbokrang, Jayapura. Alex menyebut bahwa timnya bisa sudah hafal tabiat burung cendrawasih. “Kalau mau lihat tinggal jalan 15 menit, pasti bisa lihat (Cendrawasih,Red),” kata Alex.

“Nanti saya kasih sepeda satu-satu,” kata Presiden sambil mempersilakan keduanya kembali ke panggung.

Dalam pidatonya, Jokowi berpesan agar Rakernas LHK mampu menghasilkan strategi besar pengelolaan hutan yang memiliki dimensi ekonomi dan lingkungan. “Sudah lama tidak ada terobosan besar agar pengelo­laan hutan bisa baik,” katanya.

Pengelolaan hutan yang baik, kata Jokowi, harus bisa menyejahterakan rakyat. Tanpa merusak lingkungan. “Sekarang lihat, daerah sekitar hutan banyak yang miskin,” ungkapnya. (tau)