25 radar bogor

Kuli Tiongkok Nongol Lagi di Cigudeg

BOGOR–Masih ingat penggerebekan ”Desa Tiongkok’’ di tengah hutan Cigudeg, Januari lalu? Saat itu, puluhan imigran ilegal berhasil kabur dari kejaran petugas dan lari ke gunung. Rupanya, para gurandil impor itu sudah keluar dari persem­bunyiannya dan kembali menambang.

Kemarin (2/8), Kepolisian Sektor (Polsek) Cigudeg berhasil mengamankan 39 WNA yang diduga melanggar perizinan. Mereka digaruk dari lokasi yang sama seperti Januari lalu, yakni kawasan tambang milik PT Bintang Cindai Mineral Geologi (BCMG) Tani Berkah, Cigudeg, Kabupaten Bogor. Ketika digiring, tak ada yang bisa menunjukkan surat-surat perizinan, paspor atau visa.

“Kami belum bisa menanyai data-datanya lebih lanjut. Bahasanya Mandarin, tidak ngerti bahasa Inggris. Juru bicaranya nanti datang ke Polres Bogor,” ujar Kanit Reskrim Polsek Cigudeg AKP Asep Saepudin kepada Radar Bogor.

Asep mengatakan, operasi yang dilakukan pada pukul 17.00 WIB kemarin dilakukan bersama 10 personel. Termasuk Kanit Intel dan Kanit Patroli Polsek Cigudeg. Usai digaruk, seluruh WNA dibawa ke Mako Polres Bogor guna pendataan lebih lanjut.

Dia menjelaskan, penangkapan para WNA tersebut merupakan pengembangan dari kasus terjaringnya 15 motor bodong, Sabtu (29/7) lalu. “Karena motor-motor itu diduga dialihkan ke PT BCMG,” jelasnya.

Asep menambahkan, operasi sengaja dilakukan menjelang malam hari. Dengan harapan para WN Tiongkok itu sedang ber­istirahat. Betul saja, operasi sukses menjaring puluhan WNA tak berizin. “Kalau operasi dilakukan pada pagi, siang atau sore hari maka para WNA sedang bekerja di dalam lubang atau di tengah hutan.

Jadi, jelas saja mereka akan melarikan diri. Tadi tidak ada perlawanan, semua koperatif,” im­buhnya. Untuk mengangkut selu­ruh WNA ke Mako Polres Bogor, Asep menyewa dua unit truk.

Sekadar mengingatkan, Januari 2017 lalu, Kantor Imigrasi Kelas II Bogor menggaruk puluhan WN Tiongkok yang bekerja sebagai kuli tambang di perbukitan Cigudeg. Para WNA yang mayoritas melanggar perizinan tinggal itu bahkan sudah tinggal lama dan membangun “Desa Tiongkok” kecil di sana. Disebut desa atau kampung Tiongkok, lantaran saat memasuki kawasan tambang itu layaknya memasuki perdesaan pecinan. Kertas tempel berwarna merah bertuliskan bahasa Mandarin terpampang di hampir seluruh bangunan.

Para WN Tiongkok itu juga menanam sayur-sayuran sendiri yang dibawa dari daerah asal mereka Negeri Tirai Bambu. Informasi yang dihimpun saat itu, ada ratusan WN Tiongkok yang berseliweran di kawasan tersebut. Saat digerebek, petugas menangkap 20 orang dan sisanya kabur.(rp2/c)