25 radar bogor

257 Ribu Anak Imunisasi Massal

TAHAN, YA...: Salah siswa Sekolah Kesatuan menutup mata ketika hendak diimunisasi, kemarin (1/8).
TAHAN, YA…: Salah siswa Sekolah Kesatuan menutup mata ketika hendak diimunisasi, kemarin (1/8).

BOGOR–Anak-anak Kota Hujan bakal terbentengi dari ancaman virus measles-rubella (MR). Secara bertahap, 257.276 anak diimunisasi di sekolah masing-masing. Mulai murid taman kanak-kanak (TK) sampai siswa sekolah menengah pertama (SMP). Kampanye Imunisasi Rubella ini, resmi dicanangkan Pemkot Bogor di Sekolah Kesatuan, kemarin (1/8).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Rubaeah, optimistis sebanyak 257.276 anak yang ditargetkan dapat diimunisasi. Karena, pemerintah telah bekerja sama dengan rumah sakit dan posyandu di masing-masing wilayah di Kota Bogor. Dia juga memastikan, jumlah vaksin cukup untuk target imunisasi. ”Stoknya aman. Sudah dihitung sesuai kebutuhan,” ujarnya.

Imunisasi MR akan dilakukan dua tahap. Yang pertama dilaksanakan Agustus. Sasarannya anak usia 4–15 tahun. Mereka termasuk golongan anak sekolah sasaran yang wajib imunisasi. Tahap kedua pada September. Dengan sasaran anak usia balita, 9 bulan sampai 4 tahun. ”Pelaksanaan­nya di puskesmas atau posyandu,” sebutnya.

Dinkes Kota Bogor, kata dia, telah mendistribusikan vaksin ke 1.715 pos imunisasi, 975 posyandu, 286 TK, 319 SD, dan 135 SMP. Selain itu, dinkes juga sudah bekerja sama dengan 412 tenaga medis bersertifikat yang terdiri atas 37 dokter, 261 bidan, 114 perawat serta dibantu kader kesehatan sebanyak 2.925, dan 5.145 kader guru. “Selain anak sekolah, kami juga merangkul anak-anak jalanan. Nantinya, Dinkes akan bekerja sama dengan Dinsos untuk menggiring mereka agar diimunisasi,” imbuhnya.

Saat ditanya adakah penolakan dari masyarakat soal imunisasi rubella? Rubaeah mengaku, belum mendengar adanya penolakan dari masyarakat, terkait halal dan haramnya imunisasi rubella. “Belum tuh, mungkin ada. Tapi kalaupun ada, perlu penjelasan lebih detail mengapa sampai ditolak,” jelasnya.

Sementara itu, reaksi siswa SD Kesatuan saat akan mengikuti imunisasi nasional vaksin campak dan rubella begitu beragam. Ada yang menangis, takut, bahkan semangat serta berani. Satu per satu siswa bergantian divaksin dengan jarum suntik.

Wali Kota Bogor Bima Arya, yang turut menemani para siswa ketika diimunisasi, mengatakan, sebagai kota layak anak, kampanye imunisasi massal ini tidaklah mudah. Sebab, banyak tantangan yang berbeda ketika pelaksanaannya.

“Masalahnya ini bukan ditetes, tapi disuntik. Juga ada perdebatan kontroversi dalam masyarakat yang juga memerlukan strategi khusus. Karena itu, sistem ini harus bergerak maksimal, melibatkan semua,” bebernya.

Bima menyebut, semua pihak harus meyakinkan bahwa imunisasi rubella aman secara medis. Sehingga, ke depan tidak lagi ada perdebatan soal vaksin palsu. Begitu juga soal halal atau tidak ketika diimunisasi. Meski memang di beberapa kota/kabupaten di Jawa Barat ada perdebatan terkait halal/haram dan sebagainya, dirinya sudah menyiapkan dalil maupun argumentasi baik secara medis maupun agama.

“Sederhana saja, agama kita mengajarkan lebih baik mencegah daripada mengobati. Di Kota Bogor tidak ada pertanyaan seperti itu. Kalau semua sudah siap secara medis, maka dinyatakan aman. Yang diperlukan kini saling bersinergi melakukan pendataan semua anak-anak,” tandasnya.(wil/c)