CIBUBUR–Ruas jalan alternatif Transyogi Cibubur, tepatnya di perempatan Cikeas menuju Kota Wisata, sempat bersih dari tangan-tangan usil yang memaku pohon untuk memasang spanduk promosi produk atau usaha.
Namun, kini pohon kembali dipaku dengan pamflet ukuran yang lebih besar. Kondisi ini mengundang keprihatinan Komunitas Peduli Pohon (KPP) Cibubur, sebuah kelompok masyarakat yang peduli lingkungan.
Mereka memiliki misi edukasi cinta lingkungan sekitar dengan menjaga ruang terbuka hijau buat publik. Salah satu aksi KPP Cibubur yakni dengan gerakan menyelamatkan pohon dari paku.
Aksi ini sudah dimulai sejak 20 Februari 2016 dengan membersihkan Jalan Transyogi Cibubur. Aksi ini diikuti sekitar 25 warga Cibubur, dibantu petugas kelurahan dan anggota Polsek Gunungputri.
“Selalu berulang, sudah sejak lama mata kami gerah melihat banyaknya pohon yang dipaksa memanggul pamflet di tubuhnya. Pohon dipaku di sana-sini. Dari situ terbersit pertanyaan di hati kami, apa yang punya usaha tidak pernah mendapatkan pendidikan lingkungan atau budi pekerti,” ujar Ketua KPP Cibubur, Tjandra Ari kepada Radar Cibubur, kemarin (30/7).
Menurutnya, memaku pohon sama dengan merusak dan membunuh tanaman itu. Sebab, lama-kelamaan tanaman yang tadinya untuk peneduh dan mempercantik jalan sekaligus penyerap polusi kendaraan, akan mati.
Ironisnya, paling banyak poster dan pamflet yang menancap di pohon adalah iklan lembaga pendidikan. Bahkan, lembaga pendidikan bahasa Inggris yang cukup punya nama.
“Dalam beberapa aksi kerap KPP disapa para pengendara yang menyatakan dukungannya. Mereka sengaja berhenti sejenak untuk menyapa. Paling tidak, semoga virus kebaikan ini menular di masyarakat,” harapnya.
Kata dia, selama setahun ini mereka sudah berulang kali melakukan aksi mencabut paku di pohon. Terkadang dalam kelompok kecil tiga sampai delapan orang secara bergantian melakukan aksi sosial ini. Mereka tidak bisa semuanya turun karena anggota komunitas juga mempunyai pekerjaan dan kegiatan lain.
Dia berharap harus ada edukasi kesadaran kepada satpam perumahan, tukang parkir, dan para penjual tepi jalan untuk menjadi pengawas. “Dengan adanya kesadaran, mareka pasti akan menegur para pemasang spanduk yang menjadikan pohon untuk media promosi,” tegasnya.(dka/c)