25 radar bogor

Tukar Sampah dengan Uang

REDUKSI SAMPAH: Program Bank Sampah terus digencarkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor untuk menekan produksi sampah rumah tangga.
REDUKSI SAMPAH: Program Bank Sampah terus digencarkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor untuk menekan produksi sampah rumah tangga.

BOGOR–Persoalan sampah di Kota Bogor tidak pernah ada habisnya. Meski sampai saat ini produksi sampah sudah semakin menurun 100 ton per harinya. Namun, produksi sampah rumah tangga masih tetap saja tinggi. Untuk itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor terus berupaya mengurangi produksi sampah dengan program bank sampah.

Program yang sudah berjalan sejak 2015 silam ini membuktikan, terjadi pengurangan sampah rumah tangga yang signifikan sebelum dibawa ke tempat pembuangan akhir sampah (TPAS). “Sampai saat ini kita baru memiliki 76 bank sampah yang tersebar di seluruh Kota Bogor,” ujar Kasi Kemitraan dan Peningkatan Kapasitas pada DLH Kota Bogor, Setiawati.

Dia mengatakan, masalah pengelolaan sampah sebenarnya sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Bahwa seluruh sampah yang dihasilkan wajib dikelola dan harus dibuang, kemudian dikelola dengan 3R (reduce, reuse, recycle). “Nah, 3R ini salah satunya berbentuk bank sampah. Menariknya, masyarakat tidak lagi membuang sampah, tetapi menukar sampah dengan sesuatu (uang). Lebih ekonomis,” bebernya.

Selain uang, sampah juga bisa ditukar dengan sembako, pulsa, bayar BPJS dan sebagainya. Tergantung dengan kesepakatannya itu seperti apa. Jika sudah demikian, masalah sampah akan sendirinya habis di rumah tangga. “Dulu rata-rata produksi sampah rumah tangga kita mencapai 600–750 ton, sekarang per hari itu di bawah 500 ton. Artinya, 10–20 persen produksi sampah sudah berkurang,” beber dia.

Nah, melihat fakta itu, bisa dibayangkan jika di setiap rumah atau wilayah sudah memilah dan mengolah sampah secara mandiri. Maka, secara perlahan sampah yang dibuang ke TPAS akan berkurang. “Kita berharap yang benar-benar buang ke TPAS itu adalah sampah yang reduce-nya memang tidak bisa dikelola, tidak bisa masuk ke bank sampah. Jadi, benar-benar sampah yang memang dibuang, dan tidak bisa di-recyle lagi,” beber dia.

Ke depan, kata dia, TPAS Kota Bogor akan berpindah ke Nambo. Otomatis biaya operasi­o­nal­nya pun akan meningkat. Dengan pengu­rangan sampah di rumah tangga, diharapkan operasional yang dilakukan tidak terlalu berat.

“Kalau di masyarakat itu namanya Bank Sampah Unit. Kita bertahap seperti Bank Sampah Berbasis Aparatur (Basiba) yang baru diresmikan 5 Juli lalu. Memang nasabahnya masih sedikit, tetapi sudah lumayan,” ungkapnya.(wil/c)