25 radar bogor

Sekjen PAN : Emil Bima Mumpuni Pimpin Jabar

Bima Arya dan Ridwan Kamil dalam sebuah pertemuan di Bogor beberapa waktu lalu

BOGOR–Berbagai kalangan menyambut baik executive polling ”100 Tokoh Bogor Memilih Pemimpin Jabar’’ yang digelar Radar Bogor sepekan kemarin. Melihat keinginan terbanyak jatuh pada opsi bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Ridwan Kamil-Bima Arya, pengamat menilai fenomena ”pemimpin muda’’ masih diminati publik.

Pengamat politik dan hukum tata negara, Universitas Parahyangan (Unpar) Kota Bandung, Asep Warlan Yusuf mengatakan, kepercayaan masyarakat cukup tinggi pada pemimpin-pemimpin muda yang sukses mengembangkan daerahnya. Opsi duet Ridwan Kamil dengan Bima Arya disukai lantaran responden melihat sosok muda, popularitas dan kredibilitas serta track record yang mumpuni. Hal itu juga sangat mungkin dijadikan alat kampanye.

“Dulu Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf juga demikian. Usianya di bawah 50 tahun, tagline muda menjadi andalan mereka,” ujar Asep mencontohkan.

Namun, dia mengingatkan, siapa pun balon yang sedang ramai dikabarkan maju di pilgub, masih besar kemungkinan akan menjadi kontestan atau bahkan tidak sama sekali. Melihat jauh konstelasi politik menjelang Pilgub Jabar, Asep menyebut, dalam dunia politik semua sifatnya dinamis dan sulit ditebak.
“Agustus 2017 kemungkinan akan ada balon dan partai yang deklarasi. Tapi, tetap itu belum pasti akan menjadi kontestan Pilgub. Jika mau tahu, kita lihat saja keputusan akhirnya di KPU akhir tahun nanti,” pungkasnya kepada Radar Bandung (grup Radar Bogor).

Apresiasi serupa disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Suparno. Kepada Radar Bogor, Eddy menilai duet Ridwan Kamil-Bima Arya menjadi daya tarik tersendiri karena keduanya adalah pemimpin generasi muda yang energik dan berprestasi. Serta, apa yang dilakukan keduanya di masing-masing daerah banyak menginspirasi kaum muda lainnya. “Sehingga secara tidak langsung mencetak generasi muda berprestasi berbasis kreativitas dan teknologi,” ungkapnya.

Eddy berkeyakinan, jika masyarakat Jawa Barat menghendaki duet ini maju di gelanggang Pilgub Jawa Barat 2018, keduanya akan mampu mengemban amanat memimpin dan memajukan Jabar lebih baik lagi.

Soal sikap partai terkait harapan ini, Eddy mengaku, masih melihat konstelasi politik dan menunggu komunikasi luas dengan partai-partai politik. “Kita lihat nanti, kita jalin dulu komunikasi politik dengan teman-teman partai politik lainnya. Namun di lain pihak, kita juga tetap berdialog dengan calon gubernur lain, seperti Deddy Mizwar,” tukasnya.

Lantas, bagaimana sikap Bima Arya menanggapi keinginan para tokoh Bogor? Dia menjawab singkat. ”No komen,” tulis Bima dalam pesan WhatsApp disertai emoticon senyum.

Pakar ekologi manusia dan pengamat politik, Sofyan Sjaf mewanti-wanti partai politik agar berhati-hati dan tidak terjebak saat memilih figur yang tepat untuk memenangkan Pilgub Jawa Barat. Menurutnya, Pilgub di Jawa Barat nanti masih akan terpengaruh dampak gaduh Pilgub DKI Jakarta, beberapa waktu lalu. Isu identitas menjadi sangat penting dalam konstestasi politik di tanah pasundan.

“Situasinya masih terpengaruh pada situasi ideologi Pancasila,” ujarnya. Meski demikian, Sofyan belum melihat satu figur yang fokus terhadap pembangunan pedesaan. “Ingat, sebagian besar daerah di Jawa Barat adalah pedesaan, isu desa perlu disikapi serius,” cetusnya.

Sedangkan figur Emil-Bima yang digadang-gadang sebagai pasangan dalam pilgub nanti seperti tak memberi jaminan. “Saya melihat dari beberapa poin. Sementara penguasaan isu pengelolaan desa hingga pertanian itu belum terlihat dari figur tersebut,” imbuhnya.

Meskipun keduanya merupakan seorang wali kota, sebagian desa tidak membutuhkan penataan taman seperti yang dilakukan keduanya di daerah masing-masing.
Seperti diberitakan sebelumnya, 100 tokoh di Kota dan Kabupaten Bogor turut menuangkan pendapat mereka terkait pasangan-pasangan calon yang namanya telah beredar luas. Seratus tokoh itu terdiri atas beragam latarbelakang: para rektor perguruan tinggi, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh bisnis, tokoh komunitas.
Beberapa nama bakal calon gubernur yang muncul antara lain ustaz kondang Aa Gym, petahana Wakil Gubernur Deddy Mizwar, Bupati Karawang Dedi Mulyadi, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Dengan siapa nama-nama itu dianggap layak berpasangan oleh 100 tokoh Bogor?

Dalam polling ini, ada beberapa alternatif yang ditawarkan. Misalnya, Aa Gym-Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi-Iwa Kartiwa, Ridwan Kamil-Bima Arya, Ridwan Kamil-Dessy Ratnasari, Deddy Mizwar-Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi-Ridwan Kamil, Deddy Mizwar-Bima Arya, Deddy Mizwar-Netty Heryawan, Ridwan Kamil-Aa Gym, dan Ridwan Kamil-Asep Ahmad Maoshul Affandy.

Salah satu pertanyaan dalam polling itu adalah, siapakah yang cocok berpasangan menjadi gubernur dan wakil gubernur? Sebanyak 29 persen responden memilih pasangan Ridwan Kamil-Bima Arya, disusul pasangan Dedi Mulyadi-Ridwan Kamil 19 persen, Ridwan Kamil-Desy Ratnasari 14 persen, Aa Gym-Deddy Mizwar 11 persen, Deddy Mizwar-Aa Gym lima persen, dan Deddy Mizwar-Netty Heryawan hanya satu persen.(ric/arh/ded/c)