25 radar bogor

Rina Fatimah, Direktur Dompet Duafa Pendidikan

 

SEJAK masih duduk di bangku SMP, wanita kelahiran Dumai, 19 Maret 1983, ini sudah mempunyai jiwa sosial tinggi yang diwujudkan dengan membantu warga di sekitar rumahnya. Rina mengumpulkan anak-anak SD di sekitar rumah untuk belajar bersama. Pada masa menjalani pendidikan, Rina juga aktif di berbagai organisasi terutama bidang sosial. Dengan memiliki jiwa sosial yang tinggi dan ketertarikan pada bidang sosial, menjadikan Rina bergabung dengan salah satu lembaga sosial yaitu Dompet Dhuafa.

Rina bergabung di Dompet Dhuafa pada 2006 dan ditempatkan di Aceh, karena pascatsunami Dompet Dhuafa mendapatkan donasi cukup besar dari pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Dompet Dhuafa membangun SMA I Lhoong Aceh Besar. Pada saat itu kecamatan tersebut terkena dampak cukup parah dan tidak memiliki SMA, padahal sudah banyak anak-anak yang berusia tingkat SMA sehingga diputuskan membangun SMA. Sekolah tersebut sangat megah di atas tanah satu hektare dan mempunyai sarana dan prasarana sangat lengkap.

Rina ditempatkan di sekolah tersebut dalam rangka untuk mendampingi sekolah tersebut dan menjadi pengajar. Rina mengajar berbagai mata pelajaran seperti ilmu komputer, sosiologi, ekonomi, matematika dasar, dan bahasa Inggris. “Dompet Dhuafa tidak hanya memberikan bantuan dalam bentuk fisik, juga dalam bentuk pembangunan mental atau sumber daya manusia agar fisik yang sudah bagus diiringi sumber daya alam yang bagus juga,” ujarnya.

Maka dari itu, lanjutnya, diberikan pendampingan sekolah yang bertugas memastikan bahwa KBM berjalan sesuai peraturan yang ada, memastikan bahwa guru dan anak-anak memiliki tingkat kedisiplinan yang baik, memastikan bahwa proses belajar berjalan dengan baik. ”Saya bekerja di sana selama satu setengah tahun,” jelasnya.

Sekolah tersebut sudah lama dalam situasi darurat. Untuk kembali normal memang membutuhkan adaptasi yang memerlukan usaha. Pada awalnya, sekolah tersebut masuk pukul 9 pagi dan pulang pukul 11 pagi, Rina diberi tugas agar sekolah tersebut bisa sesuai peraturan. “Alhamdulillah pada akhir masa bertugas di Aceh, jam belajar sekolah kembali normal. Jumlah guru sudah memadai dan saya juga aktif di komite sekolah. Saya diminta pihak komite sekolah untuk menjadi sekretaris komite membantu proses penerimaan bantuan dari BRR seperti buku-buku pelajaran,” jelasnya.

Ketika kembali ke Bogor, Rina menjadi bagian di Tim Magma Pendidikan sebagai staf admin yang bertugas membuat surat, menginput data dan lain-lain. Hingga akhirnya, Rina menjadi trainer dan ada program baru di Magma, yakni Pendampingan Sekolah. Karena Rina sudah mempunyai pengalaman sebagai pendamping, setidaknya bisa menjalankan program tersebut dengan menjadi kordinator pendamping sekolah yang mendampingi beberapa sekolah hingga akhirnya pada 2015, Rina dipercaya menjadi direktur di Dompet Dhuafa Pendidikan.(cr6/c)