CIAMPEA–Angin puting beliung menyasar Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, kemarin (24/7). Sepuluh unit rumah di Kampung Babakan Kidul RT 02/01 rusak akibat tertimpa pohon tumbang. Ini merupakan bencana kedua di Babakan. CIAMPEA–Angin puting beliung menyasar Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, kemarin (24/7). Sepuluh unit rumah di Kampung Babakan Kidul RT 02/01 rusak akibat tertimpa pohon tumbang. Ini merupakan bencana kedua di Babakan.
Sebelumnya, puting beliung juga menyerang Kampung Babakan Tengah, Minggu (23/7). Hal ini menimbulkan kerusakan pada 246 unit rumah. ”Bencana pertama terjadi saat hujan disertai angin kencang. Sedangkan hari ini (kemarin,red) pohon tumbang. Lagi dilakukan evakuasi,” ujar Kepala Desa Babakan Apendi kepada Radar Bogor.Sementara itu, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Ciseeng E. Rismawan mengatakan, saat ini Muspika bersama Pemerintah Desa Babakan sedang melakukan invetarisasi korban dan kerugian akibat bencana tersebut.
”Kami telah memberikan bantuan tanggap darurat bencana kepada para korban. Bantuan juga datang dari Dinas Kesehatan, PMI, BPBD, Badan Ketahanan Pangan serta pihak lainnya dibantu aparat Pemdes Babakan dan warga,” imbuhnya.
Kapolsek Parung Kompol Parmin menambahkan, saat ini sudah ada bantuan yang datang untuk melakukan pertolongan awal terhadap korban puting beliung. Mulai dari membersihkan puing-puing material rumah yang hancur hingga mesin pemotong pohon tumbang yang menimpa rumah warga.
“Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Untuk bantuan awal, yakni membersihkan lokasi bencana yang dilakukan secara gotong royong. Sedangkan bantuan logistik sedang diupayakan oleh semua pihak terkait,” tukasnya.
Sekadar diketahui, dalam kurun waktu empat hari selama sepekan ini, juga terjadi dua bencana lain di tempat berbeda. Artinya, sudah ada empat bencana selama empat hari belakangan.
Data yang dihimpun Radar Bogor, bencana mulai terjadi sejak Jumat (21/7) malam. Banjir bandang merendam empat rumah dan satu pondok pesantren di Desa Cikampak, Kecamatan Ciampea. Penyebabnya karena aliran Sungai Cigobang meluap akibat mengalami pendangkalan. Dalam bencana tersebut, 400 santri dan empat kepala keluarga mengungsi sementara.
Bencana kedua terjadi pada sabtu (22/7) malam. Hujan yang mengguyur sejak sore hari, membuat tembok penahan tebingan serta perpustakaan SDN Wates ambruk terkena longsor. Tidak ada korban dalam longsor tersebut, hanya jalan utama desa wates tertutup material longsor.(all/c)