25 radar bogor

Usung Khas Lesehan

DARI NOL: Berkat kerja kerasnya, Lisna sukses mengembangkan bisnis kuliner.

BERAWAL dari pemikiran untuk mempunyai penghasilan sendiri, Lisnawati Hermawan memulai karier bisnisnya sejak 2008 bekerja sama rekan kampus sebanyak 100 orang. Bisnis yang digeluti yaitu membuka usaha daur ulang kertas dengan pihak sekolah dan kampus se-Jabodetabek. “Kalau sudah kuliah saya ingin mempunyai penghasilan sendiri, tidak harus selalu bergantung kepada orang tua. Mulai masuk kuliah saya mendapatkan beasiswa sampai biaya keseluruhan kuliah saya usaha sendiri,” tutur Lisnawati.

Setelah itu, Lisna bersama rekannya membangun usaha foodcourt sebanyak 10 booth sederhana dengan berbagai macam pilihan menu di daerah Dramaga. Sayang, banyak dari rekannya yang masih kurang konsisten menjalani bisnis kuliner tersebut. Akhirnya, hanya Lisna dan satu temannya yang bertahan. Pada tingkat akhir masa perkuliahan, rekan Lisna memutuskan hengkang karena mempunyai pekerjaan lain. Setelah itu, Lisna membangun bisnis kulinernya berdua dengan sang kekasih.

Pada 2008, Lisna memutuskan menikah dan bersama-sama suami membangun bisnis kulinernya. Lisna membuka bisnis kulinernya, Pondok Lesehan Kampung Kuring yang beralamat di Perum Dramaga Hijau. Pondok Lesehan Kampung Kuring merupakan rumah makan lesehan dengan berbagai macam menu hidangan Indonesia, yang paling spesial adalah ayam bakar dan sop iga dengan ciri khas lesehan.

Untuk sekarang, Lisna sudah memiliki tiga cabang Pondok Lesehan Kampung Kuring. Konsep rumah makannya sendiri disesuaikan dengan daerahnya. Misalkan di daerah Dramaga dan kampus IPB Dramaga banyak spot untuk mahasiswa berfotofoto, untuk daerah Bangbarung lebih ke nuansa keluarga dengan diadakan tempat bermain untuk anakanak, namun tetap tidak menghilangkan ciri khasnya sendiri yakni lesehan. “Saya dan suami melihat kebutuhan, seperti untuk di Bangbarung ini, karena konsumen beragam seperti keluarga, mahasiswa, dan kerja kantoran. Kita mengikuti tren dan model yang sekarang lagi hits. Jadi, meskipun makanan tradisional, tempatnya modern, juga tidak meninggalkan ciri khasnya,” pungkasnya.(cr6/c)