25 radar bogor

Ganti Kornea Mata Kiri dengan Plastik

Novel Baswedan

JAKARTA–Kasus penyerangan Novel Baswedan genap masuk hari ke-100, kemarin (20/7). Namun, sampai sekarang ke polisian belum berhasil mengungkap siapa pelaku dan dalang dibalik penyiraman air keras ke wajah penyidik andalan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut. Tentu saja, kondisi itu sangat disayangkan.

Kepada Jawa Pos (Grup Radar Bogor), Novel mengaku prihatin atas kinerja kepolisian yang belum berhasil membongkar pelaku penyerangan itu. Dia pun mengingatkan pihak terkait serius mematuhi perintah Presiden Joko Widodo yang meminta untuk segera mengungkap kejahatan tidak manusiawi tersebut. Perintah itu mestinya jadi acuan dan prioritas kepolisian.

”Saya ingatkan kembali, untuk perintah presiden, yang di bawahnya harus jalani. Ini memprihatinkan (kalau tidak menjalankan perintah),” ungkapnya via sambungan telepon internet. Saat ini kepolisian, khususnya Polda Metro Jaya belum menetapkan tersangka dalam kasus ini. Padahal, sejumlah saksi sudah dimintai keterangan. Termasuk tetangga Novel yang disebut melihat kejadian.

Rencana meminta keterangan Novel di Singapura seperti yang diutarakan Kapolri Tito Karnavian di gedung KPK beberapa waktu lalu juga urung terlaksana sampai sekarang. Padahal, Polri sudah berkoordinasi dan meminta izin kepada pimpinan KPK.

Novel tidak bisa berbuat banyak terkait lambannya kinerja institusi yang pernah membesarkan namanya tersebut. Dia hanya bisa pasrah dan menyerahkan seluruh proses penanganan perkara itu kepada kepolisian. ”Yang jelas, saya berterima kasih kepada Presiden dan pimpinan (KPK) yang sudah memberi dukungan,” ungkap pria kelahiran Semarang tersebut.

Di sisi lain, kondisi kesehatan Novel terus mengalami perkembangan positif. Bahkan, dia kini rutin menjalani aktivitas salat berjamaah di masjid di rumah sakit tempatnya dirawat. Hanya, mata kiri lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1998 itu masih belum bisa melihat secara maksimal. ”(Mata kiri) mau dipersiapkan untuk operasi dua kali lagi,” ujarnya.

Novel mengatakan, opsi pencangkokan mata yang pernah disarankan tim dokter dipastikan tidak akan dilakukan. Sebab, upaya medis itu berisiko besar terhadap fungsi penglihatan mantan Kasat Reskrim Polres Bengkulu tersebut. ”Kemungkinan akan dilakukan operasi artifisial (tranplantasi kornea),” ujarnya. Operasi itu akan mengganti kornea mata kiri Novel dengan plastik (buatan).

Selain bercerita tentang penanganan kasus penyiraman dan kondisi mata, Novel juga sempat mengkritisi upaya pelemahan KPK melalui pansus hak angket DPR terhadap KPK. Menurutnya, langkah para dewan itu tidak positif untuk pemberantasan korupsi di tanah air. ”Saya belum detail (mengetahui tentang hak angket, red),” imbuhnya.

Kondisi mata Novel yang keruh, menurut spesialis mata RS Mata Undaan dr Dini Dharmawidiarini SpM, dicurigai karena sikatrik kornea. ”Kalau pada Novel itu kan karena trauma kimia. Sikatrik kornea menyebabkan kornea keruh dan mengganggu penglihatan,” ucap Dini.

Sikatrik kornea memang disebabkan oleh banyak hal. Biasanya hal itu terjadi karena infeksi, mata kering, hingga trauma atau kecelakaan. Biasanya penyakit ini terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 70 tahun yang bekerja sebagai petani atau nelayan.

Berbeda dengan katarak, pengobatan sikatrik kornea harus dengan cangkok. Cangkok atau transplantasi kornea sudah bisa dikerjakan di beberapa rumah sakit di Indonesia. ”Transplantasi kornea biasanya diambil dari donor,” tuturnya. Operasi transplant pun biasanya dilakukan cukup singkat, yakni sekitar dua jam.

Sementara itu, dukungan terhadap Novel terus mengalir di hari ke-100 masa penyiraman yang belum terungkap. Sore kemarin, pimpinan dan sejumlah pegawai KPK serta istri Novel, Rina Emilda menggelar doa bersama di pelataran lobi gedung lembaga antirasuah tersebut.

Mereka berharap Novel segera diberi kesembuhan. Khususnya mata kiri yang harus dioperasi. Mereka juga mendesak presiden turun tangan agar kasus penyerangan tersebut segera terungkap. ”Harapan keluarga, pelakunya segera terungkap,” kata istri Novel saat memberikan sambutan.

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif menagih janji Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk segera mengungkap penyerangan itu. Di hadapan pimpinan KPK, Kapolri juga menyebut sudah memerintahkan jajarannya untuk serius mencari penyerang Novel. Namun, sampai saat ini pelaku tak kunjung tertangkap.

”Kami sangat berharap kepada Pak Kapolri dan Pak Kapolda untuk menuntaskan kasus ini agar masyarakat tidak bertanyatanya siapa penyerang mas Novel,” tuturnya. KPK, kata Laode, siap membantu penyidik Polda Metro Jaya untuk mengorek keterangan Novel di Singapura.(tyo/lyn)