25 radar bogor

Ridwan Kamil: Saya Bukan Kucing dalam Karung Dedikasikan Diri untuk Masyarakat Jawa Barat

SAYA sudah siap mengikuti kontestasi sebagai calon Gubernur Jabar,” tegas Ridwan Kamil disambut riuh tepuk tangan ribuan relawan yang memadati ballroom Hotel Haris, Jalan Peta, Kota Bandung, Minggu (16/7).

Menurut dia, segala sesuatu harus dimulai dengan niat. Jika niatnya untuk mengabdi, masyarakat pun harus bisa merasakan pengabdian dari pemimpinnya. “Saya adalah orang yang sudah selesai dengan diri saya sendiri. Karena itu, saya dedikasikan diri saya untuk masyarakat Jawa Barat,” ujarnya di acara halal bihalal dan Konsolidasi Relawan Jabar Juara tersebut.

Emil mengungkapkan bahwa dirinya bukan anggota partai. Dia adalah PNS yang cuti sebagai dosen ITB. Karena tidak punya partai, maka dia berkomunikasi dengan semua partai. Namun beda partai, beda persyaratannya.

“Ibu saya memberi syarat, jika mau maju jangan masuk partai. Setelah menang, boleh masuk partai,” kata Emil.

Saat ini, baru Partai Nasdem yang memiliki lima kursi di Jabar yang sudah memastikan dukungan kepadanya. Kenapa dia menerima ‘pinangan’ dari partai yang digawangi Surya Paloh? Karena menurut Emil, Nasdem tidak meminta syarat yang memberatkan.

Emil berpendapat, pilkada adalah bagaimana sosok figurnya, bukan kendaraannya. Selama sopirnya bagus, maka hasilnya juga bagus. Bedasarkan tujuh kali survei berturut­turut, posisi Ridwan Kamil elektabilitasnya di posisi terbaik.

Survei SMRC Juli 2017 menyatakan, ketika ditanya siapa akan yang dipilih sebagai Gubernur Jawa Barat seandainya pemilihan dilakukan saat ini, sekitar 31,4 persen warga Jawa Barat menyatakan akan memilih Ridwan Kamil. Sementara yang memilih Deddy Mizwar 13,0 persen; Dedi Mulyadi 12,3 persen; Dede Yusuf 8,3 persen; dan Aa Gym 7,5 persen.

Di hadapan para relawan Emil menyatakan bahwa dirinya membutuhkan relawan yang datang dengan keikhlasan. “Saya tidak punya uang, tapi jika Jabar ingin juara, insyaallah saya punya cara bagaimana menjadikan Jabar Juara. Pengalaman memimpin Kota Bandung, dapat diaplikasikan untuk Jabar Juara, tentu ditambah dengan inovasi baru,” ucap Emil.

Banyak prestasi yang sudah ditorehkan Emil dalam memimpin Kota Bandung. Yakni, Pemkot Bandung meraih ranking satu kinerja ASN se­Indonesia dengan nilainya A, padahal sebelumnya ada di urutan 200. Mampu meningkatkan kualitas manusia di Kota Bandung, saat ini nilainya tertinggi, yakni 80.13. Meraih Adipira setelah 17 tahun anugerah kebersihan itu absen di Kota Bandung.

Menurut Emil, kota ini harus dibangun dengan keseimbangan. Mengubah harus dengan semangat keilmuan, dan transparansi. “Saya dirikan lebih dari 10 penasihat wali kota, karena mereka yang akan menjaga saya dari one man show,” ujarnya.

Ben Anderson, filsuf dari Amerika pernah bertanya pada Presiden Soekarno bagaimana menjadi Indonesia? Bung Karno menjawab, karena kesamaan nasib, yakni sama­sama dijajah oleh Belanda dan Jepang. Lalu gerakan kepemudaan dimulai dari Sumpah Pemuda terus menggelinding hingga Indonesia Merdeka. Lalu apa dasarnya supaya tidak berantem? Maka lahirlah Pancasila.

“Kita berkumpul di sini pasti ada kesamaan, persamaannya, adalah punya cita­cita yang sama yakni meraih kemenangan dalam pemilihan Gubernur Jabar tahun depan,” kata Emil. “Kalau mau dianologikan, saya ini kucing, tapi bukan di dalam karung, tapi di luar karung. Yang bisa terlihat baik dan jeleknya,” ujarnya.

Dalam meraih kemenangan, Emil menyatakan bahwa kita harus belajar pada sejarah Islam. Nabi Muhammad sering berstrategi mengalah untuk menang. Contohnya pada Perjanjjan Hudaibiyah, yakni perjanjian umat Islam dengan kafir Quraish. Dalam perjanjian tersebut, kaum Quraish tidak mau ada pernyataan syahadat, nama rasul karena mereka belum mengakui Islam sebagai agamanya. “Rasulullah saat itu mengalah, namun kita tahu akhirnya Islam diterima oleh masyarakat Quraish,” ujarnya.

Emil menegaskan hanya ada dua cara baik untuk menang. Yakni dengan akhlak bagus, bukan dengan menjelekjelekkan orang lain atau lawan politik. Kedua, menang dengan gagasan dan solusi, bukan dengan memaki­maki orang lain. “Kita harus menang dengan ilmiah, dengan cara­cara yang terukur,” ujar Emil.

Terkait pasangannya dalam Pilkada Jabar, menurut Emil, Partai Nasdem mempersilakan dirinya mencari pasangan. Untuk itu, dia sudah membuka komunikasi dengan beberapa kandidat calon wakil gubernur. “Dalam dua tiga minggu ke depan, mudah­mudahan sudah ada jawaban siapa pendamping saya,” kata dia.(*/ric)