25 radar bogor

Online dan Opang Siap Damai

MUSYAWARAH: Perwakilan pengemudi ojek online bertemu ojek pangkalan (opang) yang dimediasi kapolsek Parungpanjang.
MUSYAWARAH: Perwakilan pengemudi ojek online bertemu ojek pangkalan (opang) yang dimediasi kapolsek Parungpanjang.

PARUNGPANJANG–Transportasi berbasis online semakin menggurita di berbagai pelosok. Hal ini tak jarang memicu gesekan dengan ojek pangkalan (opang) yang merasa pendapatan mereka berkurang. Banyak penolakan terjadi, terutama di wilayah yang sering dilalui kerumunan massa. Salah satunya di depan Stasiun Parung panjang, karena terpasang spanduk larangan ojek online mengambil penumpang. ”Sekarang ojek online banyak
yang masuk ke pedesaan. Hal ini memaksa kami mema sang spanduk penolakan,” ujar salah satu pengemudi ojek konvensional, Anton (34). Ini pula yang membuat gesekan antara ojek online dan opang sering terjadi. Pemicunya, transportasi berbasis startup itu, tanpa permisi melintas dan menarik penumpang di tempat opang mangkal. ”Seharusya ada permisi dulu. Kita samasama cari makan. Jangan main nyelonong saja. Ini yang buat
beberapa di antara opang sedikit emosi,” tambahnya. Sementara itu, Kapolsek Parungpanjang Kompol Lusi Saptaningsih mengatakan, untuk manjaga kondusivitas dan keamanan di wilayah hukumnya, sejumlah ojek online dan opang dikumpulkan di mapolsek. ”Ini sudah mulai memanas. Kami antisipasi dengan mengajak kedua belah pihak duduk bareng. Tiga hari lagi akan kembali bertemu di sini,” terangnya.(all/c)