25 radar bogor

Melek Literasi bersama Komunitas Bogor Menyala

KOMPAK: Para anggota Komunitas Bogor Menyala berkumpul bersama
KOMPAK: Para anggota Komunitas Bogor Menyala berkumpul bersama

Belakangan, tidak jarang dan begitu panjang diperdebatkan perihal dunia cetak dan digital. Ada yang bilang, era dunia cetak perlahan tapi pasti mulai tertinggal. Meski demikian, tetap saja buku-buku cetak, koran, dan majalah cetak yang tetap eksis dan perlu diperjuangkan. Seperti yang dilakukan oleh Komunitas Bogor Menyala dengan menggalakkan literasi bagi anak muda.

 

Komunitas Bogor Menyala adalah satu dari sekian komunitas di Kota Hujan yang bergerak di bidang literasi. Resmi berdiri pada Juni 2014 lalu, Bogor Menyala terinspirasi dari gerakan kawula muda di kota lain yang tergabung dalam Indonesia Menyala.

Indonesia Menyala sendiri adalah inisiatif dari Indonesia Mengajar untuk literasi anak Indonesia, dengan tujuan, meningkatkan minat baca anak serta membudayakan membaca. Saat ini, fokus utama Bogor Menyala, yaitu menciptakan perilaku membaca hingga menjadi budaya di seluruh daerah Bogor. Komunitas ini dibuat sebagai wadah kepedulian anak-anak muda Bogor terhadap daerahnya, tanah kelahirannya, tempatnya menimba ilmu, khususnya dalam hal pendidikan yang perlu banyak dibenahi bersama.

“Titik beratnya pada siswa. Namun, tidak menutup kemungkinan perilaku membaca ini dapat tumbuh di lingkungan siswa, mulai dari keluarga, guru, kepala sekolah, hingga masyarakat,” ujar Humas Komunitas Bogor Menyala, Titan Siti Analisa.

Dalam menciptakan perilaku membaca, Bogor Menyala lebih fokus dalam mengaktifkan peran multiaktor. Jadi, tidak hanya bergantung pada pengajar muda untuk mengaktifkan dan meningkatkan perilaku baca. Namun, orang tua, guru, masyarakat, hingga aparat pemerintahan desa, dan bahkan bisa jadi siswa itu sendiri yang berperan sebagai role model perilaku membaca di lingkungannya.

“Perilaku membaca, khususnya bagi anak-anak, sungguh-sungguh seperti lilin. Mudah tergoda oleh angin, rentan karena hanya seutas benang yang sedang dibakar oleh apinya. Ia bahkan bisa habis oleh nyalanya sendiri,” ucapnya.

Karena itu, para Penyala Bogor memutuskan untuk menyalakan lilin-lilin. Tidak hanya itu, kami menjaganya tetap menyala dan merawatnya agar tumbuh jadi api yang membakar jiwa-jiwa. “Dalam mimpi kami, membaca adalah api abadi dalam jiwa generasi masa depan Indonesia,” bebernya.

Sampai saat ini, pengurus Bogor Menyala berjumlah 32 orang yang sebagian besar merupakan mahasiswa. Berjalan bersama Visi Indonesia Menyala, yaitu membangun perilaku membaca pada anak dengan melibatkan orang-orang yang ada di sekitar anak. Maka, Penyala Bogor siap menyalakan Bogor. “Bogor Menyala telah sukses menjalankan beberapa program. Seperti Jemput Buku, Aksi Sejuta Buku, One Day to Share, Baca Buku Yuk, Bedah Perpus, dan Lebak Sari Dream Class,” kata dia.

Nah, Bogor Menyala, sambung Titan, tengah mempersiapkan melanjutkan gebrakan-gebrakan baru untuk pendidikan di Bogor yang lebih maju. Program yang akan dijalankan dalam waktu dekat ini, dilaksanakan pada Agustus bertepatan dengan suasana peringatan Hari Kemerdekaan RI.

“Programnya adalah One Day to Share IV (ODTS IV). Sebelumnya, kami telah melaksanakan ODTS I di Panti Asuhan Alqi (2014), ODTS II di Museum Kepresidenan RI (2015), dan ODTS III di Museum Pembela Tanah Air (2016),” kata dia.

Dia menambahkan, ODTS ini merupakan kegiatan tahunan Bogor Menyala, yang terinisiasi sejalan dengan fokus utama, yaitu menciptakan perilaku membaca hingga menjadi budaya di daerah Bogor. Dengan jargon “Share books, share inspiration, share happiness”.

“Sesuai dengan namanya, kegiatan ini merupakan kegiatan satu hari berbagi buku, inspirasi, dan kebahagiaan bersama anak-anak. Dikemas sedemikian rupa sehingga memberikan kesan yang tak terlupakan bagi seluruh pesertanya. Tujuan dari kegiatan ini juga untuk menumbuhkan rasa nasionalisme,” tuturnya.(*/c)