25 radar bogor

Gagalkan Aksi Teror di Kantor Polisi

SIMULASI: Petugas Polsek Bogor Tengah mencoba mengelak serangan dari pelaku teror, kemarin (12/7).
SIMULASI: Petugas Polsek Bogor Tengah mencoba mengelak serangan dari pelaku teror, kemarin (12/7).

BOGOR–Markas Polisi (Mapolsek) Bogor Tengah diserang dua orang tak dikenal kemarin (12/7). Setelah berpura-pura bertanya seakan hendak membuat laporan polisi, pelaku tiba-tiba mengeluarkan senjata tajam dan menyerang petugas Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK).

Salah seorang pelaku berperawakan besar menggunakan tas selempang dan mengenakan jaket hitam.

Pelaku yang lain memakai baju oranye. Awalnya, kedua pelaku mendekat ke mapolsek dengan dalih membuat laporan kehilangan. Si baju oranye mencoba mengalihkan perhatian polisi. Begitu polisi lengah, pelaku yang berjaket hitam lantas berancang-ancang untuk melukai petugas. Untung, polisi langsung tanggap. Kedua pelaku dibekuk. Rencana teror pun berhasil digagalkan.

Memang, kejadian itu bukan sungguhan. Adegan tersebut merupakan salah satu simulasi yang dilakukan Korps Bhayangkara. Mereka dituntut waspada, menyusul teror di depan Polda Sumatera Utara (Sumut) pada Minggu (25/6). ”Kami memang benar-benar harus awas. Kapan pun dan di mana pun itu,” ujar Wakapolsek Bogor Tengah, AKP Pujiastono.

Simulasi ini, kata dia, dilakukan agar para anggota mengingat kembali dan mengerti tahapan apabila terjadi ancaman teror dan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kam­tibmas). Sehingga jikalau terjadi, petugas tidak bingung serta sudah mengetahui apa yang harus dilakukan. “Jadi, tindakan yang dilakukan ketika ada serangan bersifat represif. Dalam arti langsung penanganan tersangka,” tuturnya.

Dia menekankan, waktu yang paling diantisipasi justru saat kantor polisi dalam kondisi sibuk, di tengah pelayanan masyarakat yang tak sedikit. Biasanya pada saat itu, banyak kesempatan. “Itulah yang perlu diantisipasi,” bebernya.

Di sisi lain, sambung Puji, secara geografis, Mapolsek Bogor Tengah yang berada dekat dengan perlintasan kereta api dirasa cukup mengganggu. Belum lagi dengan kepadatan lalu lintas di jam-jam sibuk. “Justru itu, SOP kita kalau sudah jam 9 malam ditutup gerbang depan. Sebenarnya dari dulu sudah ketat, hanya sekarang ditajamkan kembali. Kadang-kadang orang kalau tidak diingatkan lagi suka lupa,” tandas Puji.(wil/c)