25 radar bogor

Sanitasi Bogor Dilirik Sri Lanka

BELAJAR: Rombongan dari Pemerintah Sri Lanka menyambangi Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, untuk belajar mengenai sanitasi, kemarin.
BELAJAR: Rombongan dari Pemerintah Sri Lanka menyambangi Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, untuk belajar mengenai sanitasi, kemarin.

CIAWI–Pemerintah Sri Lanka melalui Kementerian Perencanaan Kota dan Suplai Air melakukan studi banding ke Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, kemarin (11/7). Rombongan yang berjumlah 32 orang itu, membawa program infrastruktur air dan sanitasi untuk belajar ke Indonesia, khususnya program penyediaan air besih  dan sanitasi berbasis masyarakat.

Direktur Asian Integrated Training Network (AIT Network) Indonesia, Wijayanto menjelaskan, AIT Network  berperan untuk mengembangkan studi banding di kawasan Asia. Suatu negara akan belajar ke negara lain sesuai dengan kebutuhan.

”Saat ini kami mendapat permintaan dari pemerintah Sri Lanka. Kami, AIT, mengajak mereka ke lokasi yang sukses dengan progam sejenis,” jelasnya.

Di Indonesia, sebut Wijayanto, Bogor  menjadi salah satu  yang berhasil mengembangkan program tersebut melalui Dinas PUPR Kabupaten Bogor. Lokasi sanitasi tersebut berlokasi di Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi dan Desa Sukamanah di Kecamatan Megamendung.

”Keberhasilan Kabupaten Bogor ada di kedua desa itu, makanya (ajak Sri Lanka) ke sana untuk belajar cara masyarakat mengelola pembangunan sampai menjalankan sanitasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Project Director Sri Lanka, N.U.K Ranatunga mengaku senang bisa melihat bagaimana program berbasis masyarakat tersebut berjalan.  Pemerintahnya banyak memetik pelajaran berharga dalam kunjungan ke Desa Bendungan dan Sukamanah. ”Kami bisa langsung belajar pengelolaan air limbah supaya tidak kotor lagi dan merusak lingkungan,” ungkapnya.

Terpisah, Kasie Air Limbah Bidang Penyehatan Lingkungan pada Dinas PUPR Kabupaten Bogor, Yosep Kurniawan menuturkan, kesuksesan sanitasi tidak terlepas dari besarnya peran masyarakat.

Selain itu, program penelitian sanitasi ini akan dikembangkan menjadi pupuk, listrik, dan lainnya di kemudian hari. ”Peran masyarakat dalam pembangunan dan pemerintah hanya sebagai fasilitator. Impian kami agar seluruh masyarakat Kabupaten Bogor  bisa mengelola sanitasi,” tukasnya.(don/c)