25 radar bogor

Menyikapi Anak Adopsi

Psikolog dari Surabaya Mierrina mengatakan, kejujuran mengenai status anak adalah kewajiban mutlak dari orang tua. ’’Dilihat dari semua sudut pandang, kejujuran status anak itu penting. Khususnya dari segi agama dan masa depan anak,’’ paparnya.

Dari segi agama misalnya, beberapa agama menggunakan nama orang tua ketika meninggal dunia. Misalnya Islam, di batu nisan nantinya akan ditulis nama orang tua setelah kata bin atau binti.

Kaitannya sangat personal, menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan. Selain itu, juga penting saat anak menikah nanti. Calon suami atau istri berhak mengetahui keturunan asli calon pendampingnya.

Nah, waktu yang paling tepat untuk membicarakan hal tersebut dengan si anak, sebenarnya tidak melulu berhubungan dengan usia. ’’Banyak yang bilang, waktu yang tepat adalah saat usia anak sudah lebih dari 17 tahun,’’ ucap perempuan yang juga dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya tersebut.
Namun, waktu yang tepat setiap kasus itu berbeda. Misalnya, sepasang suami istri mengadopsi seorang anak usia tujuh tahun karena ditelantarkan oleh orang tua asli. Bahkan anak tersebut mengalami kekerasan di orang tua asli.

Dalam usia sadar berpindah lingkungan keluarga, orang tua adopsi harusnya menjelaskan proses adopsi itu. Tentunya, dengan bahasa seringan mungkin sesuai dengan usia anak adopsi.

Namun, untuk anak yang diadopsi sejak bayi. Orang tua bisa menjelaskan status anak adopsi ketika sang anak mulai bisa diajak berdiskusi dengan baik. ’’Orang tua pasti menyadari bila psikis anak sudah siap,’’ imbuhnya.

Mierrina kembali menambahkan, bila orang tua juga mempunyai anak kandung, orang tua harus mengakui status anak adopsi pada sang anak adopsi dulu. Untuk mengantisipasi penyampaian informasi yang kurang atau malah dilebihkan. Mierrina tidak memungkiri, lingkungan selalu menjadi usil untuk masalah sensitif seperti ini.

Dengan kata lain, bila orang tua tidak segera menceritakan atau mungkin memilih tidak menceritakan status anak adopsi, cepat atau lambat si anak bisa mengetahui statusnya dari orang lain.

Bila memang hal ini terjadi, orang tua harus cepat-cepat mengajak si anak bicara dari hati ke hati. ’’Jangan lupa untuk minta maaf ke anak. Orang tua itu tidak boleh gengsi meminta-maaf pada anaknya,’’ paparnya.(ina/tia)