25 radar bogor

Kadin Bogor: Daya Beli Masyarakat Naik hingga 30 Persen

ilustrasi
RAMAI: Tempat perbelanjaan dipadati masyarakat. Hal tersebut menunjukkan kondisi daya beli yang meningkat khususnya di Bogor.

BOGOR–Turunnya daya beli masyarakat selama momen Ramadan dan Lebaran secara nasional, ternyata tak terjadi di Bogor. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bogor, Erik Suganda mengatakan, daya beli masyarakat Bogor pada Ramadan dan Lebaran 2017 ini justru mengalami peningkatan sekitar 10–30 persen.

“Hampir semua sektor di Bogor mengalami peningkatan. Tertinggi itu ritel hingga 30 persen dan sektor lainnya rata-rata kisaran 10 persen. Bogor lebih bagus dari nasional,” ujar Erik kepada Radar Bogor, kemarin (11/7).

Hal itu, kata Erik, terlihat dari tingkat kunjungan masyarakat di beberapa mal dan pasar. Tak hanya di pasar atau mal, penjualan otomotif di beberapa layanan jasa seperti restoran dan hotel juga lebih baik.

Menurut Erik, kondisi tersebut dipengaruhi berbagai faktor. “Khusus di sektol ritel produk makanan dan minuman lebih tinggi karena kebutuhan bagi sebagian masyarakat harus dipenuhi,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Bogor Muzakkir. ”Ada kenaikan hanya tidak terlalu signifikan. Lebih baik dari tahun lalu,” terang Muzakkir saat ditemui Radar Bogor, kemarin.

Kenaikan, diakuinya, ada pada sektor ritel khususnya makanan dan minuman. Secara umum, peningkatan disebabkan karena tunjangan hari raya (THR) tidak hanya diterima masyarakat yang bekerja di perusahaan swasta, tetapi juga PNS serta pegawai BUMN.

“Daya beli masyarakat khususnya di Bogor lebih baik dibanding tahun lalu periode sama serta hari-hari biasanya,” tuturnya.

Ketua Asosiasi General Manager Hotel (IHGMA) Bogor Raya, Setiawan HS juga mengakui tingkat okupansi hotel saat ini sangat baik. Bahkan, libur Lebaran tahun ini mendekati angka sempurna yakni kisaran 90 persen.

”Hampir rata-rata hotel di Bogor terisi penuh,” terang Setiawan. Pada awal liburan atau H-1 belum terlihat adanya peningkatan dan cenderung stagnan. Lonjakan tamu terjadi pada Lebaran H+1 hingga Sabtu (2/7) lalu. Pria yang juga general manager Amaris Pakuan ini mengungkapkan, dibandingkan tahun lalu sedikit mengalami peningkatan sekitar 10–20 persen. “Tahun lalu itu rata-rata okupansi kisaran 75–80 persen,” bebernya.

Sebelumnya data inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) kian mengonfirmasi betapa daya beli masyarakat berada pada titik lemah. BPS mencatat inflasi Juni, bulan yang bersamaan Ramadan dan Lebaran, mencapai 0,69 persen. (mer/pkl1/jpg/c)