25 radar bogor

Dump Truck Maut Kelebihan 17 Ton

REKA ADEGAN: Petugas Satlantas Polda Jabar melakukan reka adegan kecelakaan maut di Jembatan Cimande, Caringin, Kabu­paten Bogor kemarin (11/7).
REKA ADEGAN: Petugas Satlantas Polda Jabar melakukan reka adegan kecelakaan maut di Jembatan Cimande, Caringin, Kabu­paten Bogor kemarin (11/7).

BOGOR–Polisi masih mendalami kecela­kaan maut akibat rem blong di Jem­batan Cimande, Jalan Raya Bogor-Sukabumi. Polres Bogor bersama Road Accident Rescue (RAR) dan Trafic Accicdent Analysis (TAA) Direktorat Satuan Lalu Lintas Polda Jawa Barat kemarin merekayasa ulang insiden yang menewaskan tiga orang tersebut.

“Kami membuat sketsa TKP ulang untuk memperjelas kesalahan di tempat kejadian,” ujar Kepala Seksi Kecelakaan Lalu Lintas Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jawa Barat, Kompol Ma’sum Ramli kepada Radar Bogor.

Dalam rekayasa lalu lintas tersebut, dump truck bermuatan pasir tampak berjalan mundur. Kendaraan pertama yang ditabraknya Suzuki Carry pikap merah lalu light truck boks engkel, selanjutnya kepala Honda Jazz yang berisi lima orang. Mobil lalu terbalik beberapa kali dan terganjal truk Mitsubishi Colt Diesel.

“Truk bermuatan pasir karena kelalaiannya mundur dengan kecepatan tinggi, kurang lebih 100 meter, menabrak beruntun,” jelasnya. Hasil sementara, sambungnya, muatan berlebih menyebabkan kecelakaan. Tak hanya itu, ada kelebihan beban sehingga mengganggu pengereman.

Lebih lanjut kata Maksum, upaya mengurangi kecelakaan telah dilakukan Polda Jawa Barat dan Polres Bogor. Meski demikian, menurutnya, harus ada sosialisasi tentang kendaraan bermuatan berat. “Kami sudah menerapkan penindakan terhadap kendaraan dengan muatan berlebih beban berat untuk disortir bagian jalan yang menanjak,” katanya.

Namun, tidak menutup kemungkinan peemeriksaan berlanjut ke pengelola dan pemilik kendaraan. “Kalau terbukti bisa dikenakan. Kami lihat nanti hasil penyidikan, kalau mengarah akan dikenakan pasal kendaraan,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Unit Laka Lantas Polres Bogor, Iptu Asep Saepudin mengatakan, saat ini kecelakaan tersebut masih dalam penyidikan. “Kemarin sudah bersama Dishub ada beberapa item yang kurang bagus. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan Dishub,” pungkas Asep. Asep juga mengungkapkan, hasil sementara terbukti bahwa angkutan tersebut kelebihan tonase. Seharusnya beban 21 ton, tetapi menjadi 38 ton.

Ke depannya, pihaknya juga akan melakukan langkah antisipasi. Di antaranya, pendekatan dan pengecekan terhadap pengelola pengurus kendaraan besar. Terutama di Jalur Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) yang didominasi kendaraan besar.

Asep menjelaskan, data kecelakaan lalu lintas bukan hanya di Ciawi dan Puncak saja. Pada 2015 sebanyak 593 kecelakaan terjadi. Angka tersebut menurun 15 persen di 2016 menjadi 357. Untuk menekan angka kecelakaan, berbagai upaya dilakukan. Di antaranya, pemasangan rambu markah jalan di titik rawan kecelakaan. “Mudah-mudahan 2017 ini menurun,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Keselamatan Dishub Kabupaten Bogor, Muslim Akbar, mengatakan truk tidak layak. Hasil pemeriksaan di lokasi pertama adalah bahwa buku hasil uji, tertera DKI Jakarta dengan tempo sudah habis yakni November 2012.

“Mobil ini sudah tidak diuji. Jadi artinya sudah dinyatakan tidak layak jalan oleh Dishub DKI,” ujarnya kepada Radar Bogor. Kedua, lanjut Muslim, rem juga tidak berfungsi sebab tidak dipelihara dengan baik.

“Meski kondisi rem baik, rem tangan tidak diatur. Si pengemudi itu mungkin tidak pernah mengecek rem tangan, dan mungkin juga ini karena terlalu sering dipakai, akhirnya pemeliharaan diabaikan,” jelasnya.

Dia menjelaskan, pengurus maupun pengelola kendaraan seharusnya bisa mengelola ken­daraan dengan baik. Kondisi kendaraan di lokasi adalah ciri dari tidak melakukan pemeliharaan.

“Ini juga sudah habis, salah satunya kan surat-suratnya,” ujarnya.

Penyebab utama yakni kelebihan muatan. Saat diperiksa muatan melebihi batas angkut dari 12-21 ton. “Yang jelas ini karena menanjak, kemudian bebannya berat. Nah, pada saat dia akan berangkat itulah yang terjadi. Dia mundur karena kelebihan muatan,” bebernya.

Dengan demikian, Muslim mengimbau agar para pemilik truk melakukan pemeliharaan dengan baik. Selain itu, pengemudi lebih dulu mengecek kendaraan sebelum bepergian. “Misalnya, setiap mau berangkat cek rem, kopling, dan lainnya,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, rem blong kembali makan korban. Senin (10/7), dump truck Hino B 9199 BYU meluncur mundur tak terkendali di tanjakan Cimande, Jalan Raya HE Sukma KM 15, Desa Ciherangpondok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Truk menabrak lima mobil di belakangnya. Satu keluarga di dalam Honda Jazz B 1604 CER, tergencet. Dua bocah dan seorang dewasa meninggal dunia.

Polisi kemudian menetapkan sopir truk, Diky Alfian (25) sebagai tersangka tunggal. Warga Mengger, Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang, Banten itu terancam enam tahun penjara lantaran diduga lalai dalam berkendara.(don/pkl3/c)