25 radar bogor

Sempat tak Boleh Kuliah

MERAIH kesuksesan tidak bisa didapat dengan cara instan, harus melewati berbagai halangan yang membuat langkah semakin panjang ke depan. Berawal dari ketidaksetujuan orang tua untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah, Nurfuadah Djaelani mampu membuktikan bahwa dirinya bisa sukses seperti sekarang. Berlatar belakang keluarga yang sangat religius, orang tuanya berharap Nurfuadah bisa menjadi seorang ustazah. Apalagi dia merupakan anak perempuan satusatunya di keluarga. ”Bagi saya pendidikan untuk perempuan sangat penting, karena pendidikan pertama adalah dari seorang ibu, ketika seorang ibu cerdas maka anak-anaknya pun akan menjadi cerdas,” ujarnya.

Nurfuadah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Al Amin Sukabumi. setiap bulan, ia dikirimi uang saku untuk berbagai keperluan dan pada saat itu sudah tahu jika dirinya tidak disetujui untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karenanya, dia berinisiatif menyisihkan uang sakunya untuk biaya kuliah di Universitas Ibn Khaldun (UIKA). Selain itu, dia juga berjualan keripik, pulsa dan memanfaatkan beasiswa dari kampus, BRI, Gudang Garam, BJ Habibie, dan Super Semar. Alhasil, Nurfuadah sukses dengan pendidikan strata satunya, dia pun memutuskan mengambil S2 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan mendapatkan beasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Setelah bisa membuktikan bahwa dirinya bisa sukses, orang tua dari Nurfuadah Djaelani berpesan agar selalu bisa menjaga nama baik keluarga. Ada kebanggaan tersendiri yang dirasakan orang tua dan sekarang mendukung lebih banyak lagi seperti memberi saran untuk investasi tanah agar bisa membuat sekolah, membuat lembaga zakat dan lain-lain.(cr6/c)